JAYAPURA - Menteri Sosial (Mensos) RI Tri Rismaharini mendorong pemberdayaan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta transfer of knowledge (ToT) dalam pembangunan aksesbilitas transportasi di Papua. Mensos bekerjasama dengan dua Institusi pendidikan yakni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Cendrawasih (Uncen).
Saat bertemu dengan Rektor Uncen Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST., MT di Papua, Minggu,(03/10) Mensos menjelaskan peran strategis alat transportasi air yakni perahu yang memiliki muatan hingga dua ton guna efisien pengiriman barang.
“Saya punya konsep seperti ini. Perahu yang ingin dikembangkan awalnya didesain maksimal muatannya 200 kilogram lalu berikutnya maksimal satu ton dan saya nego jadi dua ton. Kalau kita bisa gunakan perahu seperti itu, kita bisa efisien agar harga barang terkendali masyarakat kan tidak mungkin sejahtera kalau harga barang-barang mahal,”jelas Mensos demikian dikutip pada laman resmi Kemensos, Senin,(04/10/2021).
(Baca juga: Kemensos Luncurkan Program Pejuang Muda untuk Mahasiswa Setara 20 SKS)
Selain itu, Kemensos juga berencana mengembangkan transportasi darat yakni sepeda motor menggunakan baterai yang telah dibuat oleh ITS dengan nama “ GESITS” sekaligus stasiun pengisian energi menggunakan teknologi solar cell.
“Saya sempat berencana untuk mengembangkan mobil listrik, tapi banyak rintangannya seperti harus bikin jembatan dan lain-lain maka dari itu yang paling masuk akal adalah mengembangkan motor. Namun motornya harus dimodifikasi untuk menyesuaikan medan dari situ aksesibilitas bisa kita jaga dengan bahan bakar listrik, agar tidak terpaku oleh BBM dan ekonomi bisa jalan.”urainya.
(Baca juga: ITS dan Uncen Matangkan Rancangan Kapal untuk Angkutan Sungai di Papua)
Dalam proses pembuatannya selain para pakar-akar dari ITS yang dilibatkan dalam mengembangkan alat transportasi juga akan berkolaborasi dengan para sarjana di Uncen dimana melibatkan para mahasiswa guna meningkatkan kemampuannya di lapangan.
“Ini memang sulit. Namun seperti kehidupan yang ketika kecil kita sulit untuk berjalan namun pada akhirnya bisa berlari, maka dari itu kita harus mulai dari sekarang. Mahasiswa ini akan bisa survive kalau mereka mengerti kondisi lapangan kalau hanya teori nanti tidak bisa merancangnya,”imbuhnya.
(Susi Susanti)