Sementara itu, dosen FK UNS lainnya, dr Hendrastutik Apriningsih menambahkan, mutasi merupakan suatu kebutuhan dari virus untuk tetap dapat hidup.
Pada kasus menularnya Covid-19, dr Hendrastutik menjelaskan penyakit ini memiliki gejala-gejala yang umum. Dalam artian, orang yang sudah terjangkit Covid-19 akan merasakan batuk, sesak napas, pilek, hingga kelelahan.
Namun, khusus untuk Covid-19 varian Mu, ia mengingatkan jika mutasi baru ini akan memunculkan gejala-gejala yang lebih spesifik. Seperti, batuk yang lebih dominan, demam tinggi, dan anosmia.
"Untuk gejala Mu ini hampir sama. Namun, ada tiga yang lebih sering dialami apabila mengalami infeksi Mu ini. Dan, untuk penanganan medis sebenarnya tidak terlalu berbeda dan untuk pencegahan agar tidak terinfeksi juga sama dan yang penting itu Prokes dan menjaga kebersihan,” tutur dr Hendrastutik Apriningsih.
Untuk mengantisipasi masuknya Covid-19 varian Mu ke Indonesia, dr Hendrastutik Apriningsih meminta pemerintah memperketat akses keluar-masuk Indonesia.
Baik warga negara asing atau warga negara Indonesia yang masuk ke tanah air, pemerintah diminta dr Hendrastutik Apriningsih untuk memperlama masa karantina. Tujuannya, agar Covid-19 varian Mu dapat terdeteksi.
Ia tidak ingin kasus penularan Covid-19 melonjak seperti yang terjadi pada Juni-Juli lalu ketika varian Delta merebak di Indonesia.
“Harapannya, agar memperketat dari luar (red: negeri). Misalnya, dari luar masuk ke Indonesia harus dilakukan karantina dalam waktu yang lebih logis dan lama daripada Delta masuk, karena karantina tidak terlalu lama,” ucap dr Hendrastutik.