Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tim Mahasiswa UI Bakal Berlaga di Kompetisi Penerbangan Terbesar Dunia di Turki

Neneng Zubaidah , Jurnalis-Selasa, 14 September 2021 |12:49 WIB
Tim Mahasiswa UI Bakal Berlaga di Kompetisi Penerbangan Terbesar Dunia di Turki
Tim AUAV UI. (Foto: Dok UI)
A
A
A

JAKARTA - Tim Autonomous Unmanned Aerial Vehicle (AUAV) Universitas Indonesia (UI) yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Teknik (FT) dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), berangkat ke Turki untuk mengikuti kompetisi Teknofest International Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Competition (13-18 September 2021 di Bursa Yunuselli Airport, Turki).

Tim AUAV merupakan bagian dari Tim Robotika UI (TRUI), yakni salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa di UI yang berfokus pada pengembangan robot untuk lomba tingkat nasional dan internasional.

UAV Competition adalah salah satu festival penerbangan terbesar di dunia yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran tentang teknologi dan sains bagi masyarakat, dan meningkatkan sumber daya manusia yang terlatih di bidang tersebut.

Teknofest terdiri dari 34 kategori lomba, diantaranya kategori roket, sistem otonomi, kecerdasan buatan, dan sistem bawah air. Salah satu tipe yang dilombakan ialah kategori Fixed Wing & Vertical Take-off & Landing (VTOL).

Para mahasiswa Fakultas Teknik tersebut adalah Luthfi Aldianta, Muhammad Luqman Sugiyono, Pramudita Bintang Al Hakam, Adam Ilham Maulana, Shang Welly Chin, Daniel Martua Matthew Simatupang, Raditya Aryaputra, serta dari FMIPA Rizky Millennianno (Fisika) dan Anindya Samiya Artanti (Matematika). 

Baca juga: Maksimalkan Layanan Kesehatan, RSUI dan Klinik Makara Luncurkan Telehealth Berbasis IoT

“Tujuan utama kami mengikuti kompetisi ini untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang mekanika, manufaktur, elektronika, pemrograman, strategi, image processing, komunikasi digital, dan soft skill lainnya terkait dunia robotik. Selain itu, kami ingin membuktikan bahwa UI juga memiliki sumber daya mahasiswa yang mampu bersaing pada skala internasional dan memiliki kemampuan yang kompeten, respektif, dan adaptif,” ujar Kapten Tim Luthfi melalui siaran pers, Senin (13/9/2021)

Pada kompetisi ini, Tim AUAV UI membawa teknologi fixed wing atau yang akrab disebut pesawat sayap tetap atau pesawat konvensional. Pesawat ini memiliki sejumlah konfigurasi yang berbeda dari pesawat biasa, seperti bentuk badan pesawat yang dilengkapi dengan dua sayap dan satu motor. Jenis pesawat ini populer di industri pertanian dan perminyakan untuk melakukan pemetaan area, seperti pemetaan kontur tanah.

Kecepatan serta kemampuan jangkauan wilayahnya yang luas membuat teknologi pesawat ini juga sering digunakan untuk kegiatan-kegiatan penanganan kebencanaan, seperti kegiatan melacak korban, mengumpulkan dan mengirimkan sampel medis, serta mengirimkan persediaan dan obat-obatan ke daerah terpencil dan tidak terjangkau.

“Dalam membuat teknologi ini kami mengedepankan aspek kestabilan udara, aspek ketahanan rangka robot terbang, aspek akurasi posisi, aspek keamanan robot, dan tidak lupa juga aspek penampilan robot agar fungsional, namun tetap estetik. Ini semua indikator penilaian yang penting dalam perlombaan nantinya,” ujar Luthfi menjelaskan.

Untuk memenuhi semua aspek tersebut, rangka robot terbang yang dibuat oleh Tim AUAV terbuat dari fiber dan foam agar rangka pesawat tetap kuat, namun ringan digunakan. Untuk keakuratan, robot terbang ini menggunakan flight controller dengan arsitektur 32-bit yang disertai dengan pelacak GPS dengan kemampuan cakupan kurang lebih 20 satelit.

Penanaman teknologi ini digunakan untuk menjaga agar jalur penerbangan robot dapat diketahui secara akurat. Dari segi desain, robot terbang ini dilengkapi dengan baling-baling yang mengarah ke belakang, sehingga ketika robot ini menabrak suatu objek, objek tersebut tidak akan tersayat oleh baling-baling robot.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement