Jason mengatakan, pada kunjungannya tersebut dia berada di Lombok selama 4 bulan. Dia memperhatikan potensi banyaknya tanaman alpukat. Setelah dipelajari, alpukatnya merupakan jenis alpukat mentega yang memiliki kadar lemak tinggi.
"Saya melihat potensi yang sangat besar. Lombok atau NTB merupakan salah satu penghasil alpukat terbesar di Indonesia sepanjang tahun,” katanya.
Baca juga: 14 Pelajar Indonesia Ikuti Kongres Ilmuwan Muda di Malaysia
Untuk membangkitkan ekonomi pascagempa, kata dia, membutuhkan self-sourcing atau sumber daya alam di sekitar yang dapat menunjang. Hal itu dinilainya salah satu kunci kebangkitan ekonomi rakyat. Yakni dengan memanfaatkan sumber daya alam sekitar menjadi tiang penyangga kebangkitan ekonomi.
“Yang dibutuhkan di awal itu kemenangan-kemenangan kecil atau quick win untuk membangkitkan ekonomi rakyat dan memproduksi minyak alpukat sangat sederhana dan cepat,” ucapnya.

Asal tahu saja, Jason meneliti bersama dengan Indonesia Institute International for Life Science (I3L). Hasinya, kadar lemaknya sesuai dengan worldwide best practice yaitu 15%. Berdasarkan hasil research, data FAO tahun 2017 Indonesia menduduki peringkat ke 4 sebagai produsen atau penghasil alpukat terbesar di dunia.