PALEMBANG - Mahasiswa Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Palembang merancang sebuah aplikasi bernama E-Volunteer, start up yang memungkinkan sebuah Event Organizer (EO) dengan mudah mencari tenaga kerja untuk sebuah ajang.
Direktur Poltekpar Palembang Dr. Zulkifli Harahap di Jakarta, Selasa, menjelaskan aplikasi e-volunteer merupakan start up pemula yang bergerak di bidang manajemen ajang.
Baca juga: Mahasiswa Malang Sulap Bulu Ayam Jadi Produk Perawatan Rambut
“Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur-fitur yang mempermudah para user atau calon volunteer untuk mencari pekerjaan di bidang event,” katanya melansir laman antaranews, Jakarta, Kamis (4/7/2019).
Ia mengatakan, ide aplikasi ini menjadi bukti konkret Poltekpar Palembang concern untuk mendorong lahirnya 10 persen wirausaha baru dari tiap lulusan sesuai amanat Menteri Pariwisata Arief Yahya.
"Aplikasi yang dirancang mahasiswa ini mempermudah EO merekrut tenaga kerja yang sesuai kompetensi dengan skill yang dibutuhkan di setiap event,” katanya.
Baca juga: Mahasiswa Untidar Berhasil Buat Kulit Kacang Tanah Jadi Prebiotik
Zulkifli Harahap mengatakan, E-Volunteer seperti aplikasi pencarian kerja lainnya namun lebih spesifik pada penyelenggaraan ajang yang membutuhkan tenaga kerja profesional, dan keahlian yang fokus pada penyelenggaraan kegiatan.
"Misalnya, EO MXGP membutuhkan LO (Liaison Officer) dengan kemampuan berbahasa asing berbeda-beda seperti Bahasa Inggris, Mandarin, Spanyol, atau Thailand. Tinggal cari atau umumkan saja dengan pencarian yang spesifik dan menampilkan lampiran. Begitu juga volunteer yang akan bekerja di sebuah event," katanya.
Baca juga: Ramuan dari 5 Mahasiswa Unibraw Ini Bisa Cegah Bau Mulut, Loh!
Ide pengembangan aplikasi berawal dari pengalaman pribadi para founder; Sri Wulan D, Kantina Risna dan Anastasia, mahasiswa Pengelolaan Konvensi dan Acara di Poltekpar Palembang.
Sri Wulan mengungkapkan, pengalamannya direkrut EO sebagai volunteer untuk beberapa acara nyatanya banyak yang tidak menjelaskan tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak.
"Kami memiliki keresahan terhadap hak dan kewajiban yang seringkali tidaklah sesuai dengan ekspektasi. Seperti deskripsi pekerjaan yang tidak sesuai, jadwal kerja yang melebihi kesepakatan, standarisasi fee, asuransi kerja, dan sebagainya," ujarnya.