Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Deretan Buku Kontroversial Terlarang di Abad 21

Koran SINDO , Jurnalis-Senin, 15 Oktober 2018 |13:22 WIB
Deretan Buku Kontroversial Terlarang di Abad 21
Perpustakaan (Foto: Ist)
A
A
A

JAKARTA – Sejarah kelam pelarangan buku sudah terjadi sejak berabad-abad silam. Di zaman modern, kebencian terhadap buku khususnya yang berbau kontroversi seringkali diekspresikan dalam beragam bentuk, mulai dari pelarangan dan sensor hingga menghancurkan fisik buku tersebut.

Berikut sejumlah buku yang dilarang di abad 21, yaitu :

The Da Vinci Code (Dan Brown)

Novel Da Vinci Code terjual sekitar 80 juta eksemplar di seluruh dunia dan menjadikan buku ini sebagai salah satu novel terlaris di dunia. Da Vinci Code mengikuti seorang simbolis dan ahli cryptologi ketika mereka mencoba mengungkap rahasia-rahasia sebuah kode kuno. Buku berkisah tentang tokoh-tokoh yang menemukan rahasia gelap yang disembunyikan oleh Gereja Katolik selama berabad-abad khususnya menyoroti soal keilahian Kristus. Novel ini juga mengkritik Vatikan bahwa mereka hidup dalam suatu kepalsuan namun tetap bertahan demi mempertahankan.

Baca Juga: Lagi Digandrungi Milenials, Sally Rooney Jadi Penulis Muda Berkualitas

The Peaceful Pill Handbook (Philip Nitschke)

“The Peaceful Pill Handbook” tidak berhubungan dengan politik, seks, atau rahasia pemerintah. Namun, ini berbicara tentang bunuh diri. Lebih khusus lagi, buku ini menjelaskan bagaimana seorang individu mungkin memilih cara terbaik untuk bunuh diri dan mendiskusikan sejumlah pilihan, termasuk overdosis insulin atau opioid.

Di banyak negara, bunuh diri adalah tindakan ilegal. Tetapi Philip Nitschke, penulis buku itu, berpendapat bahwa orang memiliki hak atas hidup mereka sendiri, termasuk pilihan kapan harus mengakhiri hidup mereka.

buku

Fifty Shades Trilogy (E. L. James)

Fifty Shades of Grey adalah novel yang menceritakan hubungan antara seorang mahasiswa muda dan seorang CEO kaya. Buku ini dikotori dengan adegan seks eksplisit. Banyak kelompok konservatif juga memberi respons negatif terhadap keberadaaan novel ini terutama mengenai bagaimana isinya yang dikhawatirkan akan memengaruhi perilaku remaja yang lebih muda dan orang dewasa.

Banyak perpustakaan umum dan universitas di Amerika Serikat (AS) telah menolak untuk menyimpan buku ini karena menganggapnya "Pornografi." Sejumlah negara, seperti Malaysia, telah melarang seluruh seri serta adaptasi film dari buku kontroversial ini karena dianggap sebagai "ancaman terhadap moralitas,"

Baca Juga: Indonesia Jadi Negara Tamu di Pameran Buku Internasional Kuala Lumpur 2018

Into The River (Ted Dawe)

Novel “Into the River” adalah kisah seorang bocah remaja Suku Maori yang harus menghadapi perubahan mendadak dari kehidupannya yang tenang di pedesaan untuk bersekolah di kota. Buku ini menggambarkan semua pengalaman anak laki-laki — baik, buruk, dan di antara keduanya.

Di antara pengalaman-pengalaman ini adalah penggunaan narkoba dan hubungan seksual. Adegan-adegan itu menyebabkan banyak kalangan khususnya kalangan konservatif menolak keberadaan buku tersebut. Dewan Review Film dan Literatur Selandia Baru dengan cepat merespons polemik ini dan mengeluarkan pelarangan pada buku itu. Namun semua pembatasan terhadap buku ini dicabut pada 2015.

buku

The King Never Smiles (Paul M. Handley)

Sebelum kematiannya pada Oktober 2016, Raja Thailand Bhumibol Adulyadej ditahbiskan sebagai raja paling lama berkuasa di dunia. Selama ini ia menanamkan citra sebagai orang yang baik hati serta tidak tertarik dalam politik. Namun, dalam buku biografi “The King Never Smiles” karya penulis dan jurnalis Paul M.

Handley memberi perspektif berbeda. Dalam buku ini diceritakan bahwa Bhumibol sebenarnya lebih suka menjaga ketertiban atas demokrasi lebih lanjut. Penerbit buku ini, Yale University Press, sempat ditekan oleh pemerintah Thailand untuk tidak merilis buku ini. Meskipun demikian, “The King Never Smiles” tetap dirilis pada 2006. Sontak pemerintah Thailand mengeluarkan larangan terhadap peredaran buku ini.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement