JAKARTA - Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) dirayakan demi membangkitkan gairah inovasi yang diciptakan oleh para pemuda di Indonesia. Itu pula yang menjadi tonggak sejarah diperingati Hakteknas yang digelat setiap 10 Agustus.
Para mahasiswa Indonesia juga tak ketinggalan menciptakan berbagai karya inovasi di berbagai bidang. Mulai dari alat transportasi listrik, bidang medis, hingga pesawat tanpa awak.
Nah, di bawah ini adalah deretan karya inovasi mahasiswa dari berbagai universitas, Penasaran? Berikut uraian yang berhasil dirangkum Okezone.
Mobil Sapu Angin, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Inovasi besutan mahasiswa ITS ini merupakan tiga mobil super hemat energi yang diberi nama Sapu Angin. Mobil hemat energi ini rupanya bisa menempuh 238 kilometer hanya dengan satu liter bensin.
Mobil Sapu Angin dengan desain unik karya mahasiswa Surabaya ini juga pernah memenangi juara umum (grand prize) di kategori kendaraan bahan bakar bensin (Gasoline Fuel Award) pada Shell Eco-Marathon (SEM) 2010.

Motor Listrik Gesits, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Transportasi yang tak lagi menggunakan bensin alias memanfaatkan energi listrik kini tengah digandrungi. Pasalnya, selain ramah lingkungan dan hemat energi, motor listrik juga didesain unik. Nah, kali ini motor listrik yang dikembangkan oleh mahasiswa ITS dinamakan Garansindo Electric Scooter ITS (Gesits).
Motor listrik ini sendiri telah diuji coba dengan menempuh perjalanan Jawa-Bali atau sekira 1.400 kilometer. Untuk pembuatan Gesits, Kementerian Ristek, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) juga mengalokasikan dana hingga Rp5 miliar.

Pesawat Tanpa Awak Rasayana, Universitas Gadjah Mada (UGM)
Bukan hanya motor dan mobil listrik, mahasiswa Indonesia juga dengan bangga memperkenalkan pesawat tanpa awak. Inovasi pesawat bernama Rasayana tersebut dibuat oleh sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang tergabung dalam Tim Gamaforce.
Dikemudikan tanpa awak, Rasayana dioperasikan jarak jauh menggunakan remote control yang dilengkapi GPS. Inovasi anak UGM tersebut memiliki kemampuan daya jelajah hingga 100 kilometer. Bahkan, pesawat tanpa awak dari Yogyakarta ini sempat menjajal langit Turki dan membawa pulang juara 3 di ajang Unamenned Aerial Vehicle (UAV) Turkey Competition 2017.

(Susi Fatimah)