JAKARTA - Berbagai data ketenagakerjaan menunjukkan, Indonesia memiliki jumlah angkatan kerja yang besar. Namun, hanya sedikit dari mereka yang terserap dunia kerja.
Center Director English First (EF), Mahardika Halim memaparkan, data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2015, ada 122,4 juta masyarakat Indonesia yang sudah memasuki dunia kerja, Namun hanya 114,8 juta yang bekerja dan 7,6 juta lainnya masih menganggur.
"Tahun 2016 sendiri ada peningkatan. Sebanyak 127,8 juta masyarakat sudah berada di dunia kerja, dan yang terserap 120,8 juta. Sedangkan 7,0 jutanya yang masih menganggur," kata Mahardika di EF Senayan, Jakarta, Jumat (20/5/2016).
Mahardika menilai, salah satu penyebab masih banyaknya orang Indonesia belum memasuki dunia kerja karena keterampilan mereka masih minim. Akibatnya, mereka kalah bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain seperti Vietnam.
"Ada office boy (OB) yang berasal dari Vietnam. Alasannya simpel, karena mereka menguasai bahasa Inggris," ujar Mahardika.
Menurutnya, kemampuan berbahasa Inggris turut memberi nilai lebih pada daya saing seseorang. "Memang bahasa Inggris bukan satu-satunya kemampuan yang bisa meningkatkan daya saing, tapi kalau bisa berbahasa Inggris, hal ini akan berdampak baik bagi masyarakat," imbuhnya.
Kemampuan bahasa Inggris masyarakat Indonesia sejatinya masih rendah. Bahkan, kemampuan berbahasa Inggris orang Malaysia dan Vietnam di atas Indonesia.
"Namun di bawah Indonesia masih ada Turki dan Iran. Selain Indonesia, Vietnam juga menjadi negara yang mengalami peningkatan pada kemampuan bahasa Inggrisnya," tambahnya.
(rfa)