Jika kamu tipe pemalu dan harus menghadapi wawancara kerja, berikut ini tips untuk membantumu keluar cangkang dan sukses menjalani interview.
Siap
Kesiapan ini dalam arti kamu sudah memiliki pengetahuan tentang berbagai hal menyangkut perusahaan dan pekerjaan yang kamu lamar. Selain itu, kamu juga harus siap dengan jawaban atas berbagai pertanyaan yang sering diajukan saat wawancara kerja. Misalnya, ceritakan tentang dirimu sendiri, apa kekurangan dan kelemahanmu atau apa pengalamanmu. Latihlah jawaban itu sesering mungkin sehingga kamu sudah tahu harus menjawab apa.
Wawancara semu
Pada dasarnya ini adalah latihan untuk wawancara sesungguhnya. Jika kamu khawatir akan mengacaukan sesi interview, kamu bisa meminta bantuan orang lain, atau bahkan praktisi profesional, untuk berlatih wawancara. Berlatih dengan orang asing akan lebih efektif karena mereka akan memberimu kritik yang lebih jujur atas penampilanmu.
Bangun perspektif
Sebaiknya kamu membangun perspektif ketika menyampaikan jawaban, bukan hanya memaparkan sesuatu. Misalnya, ketimbang hanya mengatakan kamu naik gunung di hari ulang tahun, sampaikan kepada pewawancara mengapa pengalaman naik gunung itu membekas dan berpengaruh dalam hidupmu. Sekali lagi, latihlah hal-hal yang akan kamu sampaikan berulang kali sebelum wawancara hingga kamu pun nyaman menyampaikannya di sesi interview sesungguhnya.
Belajar memperbaiki kesalahan
Nyatanya, meski sudah berlatih, kamu bisa saja mengacaukan sesi interview ini. Tidak masalah, karena kamu selalu bisa belajar dari kesalahan.
Jika merasa memberikan jawaban yang sedikit salah, perbaiki, lalu lanjutkan. Cara ini menunjukkan bahwa kamu tidak mudah panik di bawah tekanan. Bahkan bisa jadi si pewawancara tidak menyadari kesalahanmu.
Jika kesalahanmu cukup besar, berhenti sejenak dan klarifikasi kesalahan tersebut serta berikan jawaban yang tepat. Pewawancara akan memahami kegugupanmu dan mengapresiasi profesionalitasmu ketika menghadapi dilema.
Jangan curhat
Selalu bersikap profesional. Jangan sampai kamu memperlakukan interview sebagai sesi curhat. Jika melakukan kesalahan, jangan berlebihan dalam meminta maaf. Sebaliknya, belajarlah dari kesalahanmu. Ingat saja, interview bukanlah sesi terapi atau pengakuan dosa.
Semoga berhasil!
(Rifa Nadia Nurfuadah)