JAKARTA - Indonesia merupakan negara rawan bencana. Mulai dari gempa bumi, tanah longsor hingga tsunami. Oleh karena itu, sikap dan pengetahuan tanggap bencana harus dimiliki setiap masyarakat terutama kaum muda.
Menyadari hal tersebut, Disaster Response Unit (DERU) LPPM Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengundang 16 Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) perguruan tinggi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengikuti pelatihan, pembekalan, dan simulasi tanggap bencana. Sekira 100 mahasiswa hadir dalam pelatihan yang berdurasi dua hari itu.
Dalam kegiatan tersebut para mahasiswa diberikan pelatihan dalam upaya peningkatan kapasitas kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana. Program pelatihan dan pembekalan yang diberikan meliputi pengetahuan umum tentang bencana, pedoman pembentukan tim relawan, manajemen komunikasi dalam penanggulangan bencana, dan logistik dalam masa tanggap darurat.
Tidak hanya itu, mereka juga mendapatkan perencanaan, koordinasi, dan assasement bidang logistik, manajemen posko dan gudang, serta manajemen transportasi dalam kegiatan kemanusiaan. Setelahnya juga diadakan simulasi bencana untuk memberikan pengetahuan tentang cara mitigasi bencana dan evakuasi yang sesuai standar.
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UGM Suratman mengungkap, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang hidup di daerah risiko bencana. Maka perlu dilakukan upaya untuk melindungi keselamatan jiwa masyarakat dari berbagai ancaman bencana.
"UGM sebagai lembaga pendidikan tidak hanya bertugas mencerdaskan masyarakat semata. Tetapi juga menyelamatkan masyarakat yang hidup di daerah risiko bencana," kata Suratman, seperti dinukil dari laman UGM, Jumat (3/10/2014).
Untuk itu, lanjutnya, perlu pembekalan keterampilan tanggap bencana yang baik bagi mahasiswa. Nantinya para relawan mahasiswa tersebut diharapkan dapat bekerja membantu menangani korban bencana satu tujuan yakni untuk kemanusiaan.
"Harus disiapkan armada yang baik untuk bekerja dengan one policy, one command, one purpose mengutamakan kemanusiaan. Kami harap lewat kegiatan ini bisa lahir generasi muda yang bermartabat dan tanggap terhadap bencana. Bahkan nantinya dapat dibentuk wadah gerakan relawan mahasiswa nusantara sehingga penanganan bencana bisa dilakukan dengan lebih baik dan terkoordinasi," imbuhnya.
Wakil Ketua Bidang Pengabdian LPPM UGM Irfan Dwidya Prijambada menambahkan, melalui pelatihan ini mahasiswa diberikan bekal keterampilan dalam penanganan bencana alam. Pasalnya selama ini tidak sedikit mahasiswa relawan yang masih belum terkoordinasi secara sinergis dan belum mempunyai keterampilan khusus dalam menanganai korban bencana.
"Indonesia sangat berpotensi menghadapi bencana alam sehingga masyarakat harus disiapkan terhadap kemungkinan terjadi bencana. Salah satunya dilakukan dengan bantuan mahasiswa. sehingga mahasiswa perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan tanggab bencana yang memadai," papar Irfan.
(Rifa Nadia Nurfuadah)