Racik Minyak Jelantah Jadi Pengganti Avtur Pesawat, 3 Sekawan Mahasiswa ITB Sita Perhatian

Rani Hardjanti, Jurnalis
Jum'at 31 Oktober 2025 10:42 WIB
Racik Minyak Jelantah Jadi Pengganti Avtur Pesawat, 3 Sekawan Mahasiswa ITB Sita Perhatian. (Foto: ITB)
Share :

JAKARTA - Bahan bakar pesawat adalah avtur. Namun, di tangan tiga mahasiswa ITB ini, minyak jelantah diracik menjadi bahan bakar pesawat. 

Tiga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) itu, yakni dari Hanif Yusran Makarim dari Rekayasa Pertanian, serta Muhammad Daffa Anrizky dan Veronicha Zenith Shanvial S yang tergabung dalam Tim Agrinuva ITB, 

Ketiganya merupakan mahasiswa Teknik Bioenergi dan Kemurgi ITB menyita perhatian dan berhasil meraih Juara 3 dalam ajang International Chemical Engineering Research Competition (CERCo) 2025 yang diselenggarakan oleh Chemical Engineering Student Association of Diponegoro University, dengan tema “Accelerating the Transition to a Carbon-Free Industry for a Sustainable Future”.

(3 sekawan mahasiswa ITB yang sita perhatian karena mengubah minyak jelantah menjadi minyak avtur untuk bahan bakar pesawat. Foto: ITB) 

Dalam ajang ini, Tim Agrinuva mengusung karya berjudul “Valorization of Used Cooking Oil through Hydroprocessed Ester and Fatty Acid (HEFA) Pathway and NiMo-based Catalytic Cracking” pada subtema “Waste to Energy Conversion". 

Di bawah bimbingan Dr. Meiti Pratiwi, S.T., M.T. Karya tersebut berfokus pada konversi limbah minyak jelantah menjadi bahan bakar pesawat berkelanjutan (Sustainable Aviation Fuel/SAF) sebagai upaya mendukung transisi menuju industri hijau.

 

"Inovasi ini berawal dari besarnya potensi limbah minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO) di Indonesia yang mencapai sekitar 1,2 juta kiloliter per tahun dengan pertumbuhan sekitar 2,32% setiap tahunnya," ujar Vero, seperti dikutip dari laman ITB, Jumat (31/10/2025).

Sayangnya, potensi tersebut hingga kini belum dimanfaatkan secara optimal. Melalui konversi minyak jelantah menjadi bahan bakar pesawat, Tim Agrinuva menghadirkan solusi berkelanjutan untuk mengubah limbah energi nasional menjadi sumber energi yang bernilai guna tinggi.

“Sangat bersyukur dapat merasakan pengalaman pertama menang kompetisi berskala internasional," ujarnya.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan bagi masyarakat maupun industri. Pengolahan minyak jelantah menjadi bahan bakar ramah lingkungan tidak hanya membantu mencegah pencemaran air dan tanah akibat pembuangan limbah minyak, tetapi juga mampu menurunkan emisi karbon hingga 80 persen dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar fosil.

Selain itu, inovasi ini diharapkan turut berkontribusi dalam mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil serta mempercepat upaya pencapaian target net-zero emission, khususnya di sektor penerbangan.

Usai kompetisi, Tim Agrinuva berkomitmen untuk terus mengembangkan diri dalam riset dan inovasi energi berkelanjutan, baik melalui studi akademik maupun kolaborasi penelitian yang mendukung transisi energi hijau di Indonesia.

Prestasi ini dapat menjadi motivasi bagi para mahasiswa untuk terus berkontribusi nyata dalam pengembangan energi bersih dan inovasi hijau demi terwujudnya masa depan Indonesia yang berkelanjutan.

(Rani Hardjanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya