JAKARTA - Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) mengukuhkan Prof. Dr. Hery Winoto Tj., S.E., M.M. sebagai Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Pengukuhan ini menjadi momentum bersejarah yang menegaskan komitmen UKRIDA dalam menghadirkan pendidikan tinggi bermakna, berdampak, dan berdaya saing global.
Acara pengukuhan berlangsung di Auditorium Kampus 1 UKRIDA Jakarta, berjalan semarak. Sejumlah tamu hadir, mulai dari keluarga, kerabat, kolega eksternal yang terdiri atas profesor dan rektor dari berbagai universitas, mitra perusahaan hingga rekan sejawat Prof. Hery dari Universitas Padjadjaran Bandung, serta TNI/Polri. Dari internal UKRIDA hadir pula jajaran Yayasan Badan Perguruan Tinggi Kristen (BPTK) Krida Wacana, Senat Akademik, pimpinan universitas, jajaran fakultas, dan struktural universitas.
Kehangatan acara semakin terasa dengan dukungan keluarga tercinta. Pengukuhan ini merupakan tindak lanjut dari penyerahan SK Profesor oleh Kepala LLDikti Wilayah III, Dr. Henri Togar Hasiholan Tambunan, S.E., M.A., pada 26 Agustus 2025. Dukungan penuh universitas terlihat dengan hadirnya Rektor UKRIDA, Prof. Dr.-Ing. Ir. Herman Parung, M.Eng., IPU, dan Direktur Pelaksana Yayasan BPTK Krida Wacana, Dr. Dra. Mina Sulastri, M.S. Berdasarkan keputusan resmi, Prof. Hery diangkat sebagai Profesor dalam bidang Manajemen Sumber Daya Manusia Strategis terhitung 1 Juli 2025.
Lahir di Pemangkat, Kalimantan Barat, tahun 1978, Prof. Hery telah menunjukkan bakat kepemimpinan sejak muda. Perjalanannya di UKRIDA dimulai pada 1996, saat ia aktif di bidang akademis sekaligus organisasi kemahasiswaan. Sebagai pemimpin Majalah Berita Krida Wacana, ia dikenal visioner dan komunikatif, mampu menyalakan semangat serta memotivasi rekan-rekannya.
Setelah meraih Sarjana Manajemen (2000), ia melanjutkan studi Magister Manajemen sambil berkarier profesional. Prof. Hery dipercaya menjadi Supervisor di PT Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk. sekaligus Asisten Wakil Rektor III UKRIDA. Sejak 2001, ia mengabdi sebagai dosen FEB UKRIDA, mengajar di berbagai institusi, dan sejak 2003 aktif sebagai konsultan serta trainer profesional dengan pendekatan inspiratif.
Karier manajerialnya di UKRIDA menampilkan kepemimpinan strategis yang konsisten. Sebagai Ketua Humas dan Penerimaan Mahasiswa, ia memperkuat citra universitas dan menarik minat calon mahasiswa baru. Saat menjabat Direktur Marketing dan Public Relations, ia mengangkat promosi UKRIDA ke level lebih tinggi dengan memperluas kemitraan dan memperkokoh posisi universitas di tengah kompetisi pendidikan tinggi. Lalu sebagai Direktur Pengembangan Budaya Organisasi, ia memimpin inisiatif membangun budaya kerja kolaboratif dan produktif.
Puncaknya, ketika menjadi Ketua Program Studi Pascasarjana Manajemen, ia mendorong peningkatan kualitas akademik, riset, dan reputasi nasional program pascasarjana UKRIDA.
Reputasi akademiknya semakin kokoh setelah meraih Doktor Ilmu Manajemen dari Universitas Padjadjaran pada 2015, dengan fokus pada strategi SDM, budaya organisasi, dan inovasi manajemen. Prof. Hery tercatat sebagai peneliti produktif dengan 794 sitasi Google Scholar, menjadi penguji eksternal program doktor, editor jurnal, sekaligus anggota organisasi bergengsi seperti ISEI, FMI, ADI, FUBLIN, AACIM, dan Asosiasi Profesor Indonesia. 
Sertifikasi profesional seperti CPHR®, CHCP-A, COMS, dan CEAP semakin menegaskan kapasitasnya sebagai penghubung teori dan praktik. Ia juga menerima penghargaan Outstanding Lecturer Award (2022 & 2025) dan apresiasi dari Ikatan Dosen Katolik Indonesia (2023).
Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Hery menekankan bahwa peningkatan kualitas SDM perguruan tinggi penting agar riset Indonesia mampu bersaing di tingkat global.
“Pendidikan adalah usaha kemanusiaan yang menuntut dedikasi, kerja sama, inovasi, dan etika. Peningkatan kualitas dosen, kolaborasi strategis, pemanfaatan teknologi, dan perencanaan berkelanjutan adalah kunci memperkuat daya saing pendidikan tinggi Indonesia di tingkat nasional dan global,” ujarnya.
Di usia 47 tahun, Prof. Hery menjadi alumni pertama FEB UKRIDA yang meraih gelar profesor dan masuk jajaran profesor muda UKRIDA. Prestasi ini menjadi simbol bahwa kerja keras, integritas, dan semangat inovasi membuka pintu kesuksesan. Menurut Dr. dr. Wani Devita Gunardi, Sp.MK(K), Sekretaris Senat UKRIDA, pencapaian ini semakin meneguhkan tekad UKRIDA untuk mencetak pemimpin pendidikan yang membawa dampak positif bagi masyarakat.
Melalui motto Lead to Impact, UKRIDA mengajak generasi muda memandang masa depan pendidikan tinggi dengan optimisme.
Bertambahnya perguruan tinggi, khususnya swasta, membuka kesempatan lebih luas untuk studi di dalam negeri. Namun, perkembangan ini harus diimbangi peningkatan kualitas SDM yang menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Peningkatan kualitas riset juga menjadi prioritas agar perguruan tinggi Indonesia bisa mengejar ketertinggalan dan berkontribusi nyata bagi ilmu pengetahuan. Hal ini sejalan dengan Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang menempatkan riset dan inovasi sebagai pilar pembangunan.
Dengan komitmen tersebut, generasi penerus bangsa diyakini tak perlu ragu menempuh pendidikan tinggi di tanah air, karena kualitasnya kian mendekati bahkan menyaingi standar global.
(Khafid Mardiyansyah)