Koordinator Presidium Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Rayon UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mu'min Roup mengatakan halalbihalal kali ini adalah upaya bagi para alumni untuk kembali menghubungkan dan memperkuat solidaritas lintas generasi, merefleksikan ulang kontribusi dan peran kader dan alumni, dan merayakan kebersamaan agar mengingat kader dan alumni untuk berbuat bagi kepentingan yang lebih besar yakni bangsa, negara, dan masyarakat.
Hal senada disampaikan Ketua Panitia Pelaksana Halalbihalal KAHMI-HMI Cabang Ciputat 2025 Muhtadi.
"Momentum hari ini kita perlu merayakan kegembiraan bersama, mensyukuri setiap pencapaian. Mengapresiasi kader yang konsisten berkontribusi serta terus bangga menjadi bagian dari sejarah KAHMI-HMI Ciputat yang gemilang. Tapi ingat, perayaan ini bukan akhir perjuangan. Inilah awal langkah kita menyatukan kekuatan. Hijau Hitam sebagai atribut kekuatan untuk menyatukan kita semua," ujar Muhtadi.
Yasardin mengutarakan kebanggaannya pernah berproses di HMI terkhusus HMI Cabang Ciputat. Bagi Yasardin, organisasi inilah yang membentuk karakter dan kepemimpinan yang tak diajarkan secara formal di bangku kuliah. Bahkan karakter yang ditanamkan di HMI menopangnya hingga berkarir sebagai hakim agung Mahkamah Agung RI.
"Saya sangat bangga menjadi bagian dari HMI. Di kampus, tidak ada pelajaran kepemimpinan. Justru melalui organisasi seperti HMI kita belajar banyak hal, terutama soal idealisme," ujar Yasardin.
Yasardin menekankan, akan ada banyak tantangan ke depan akan semakin kompleks. Oleh karena itu, dia mendorong generasi muda HMI harus membekali diri dengan idealisme dan integritas yang kuat.
"Ke depan tantangannya jauh lebih berat, terutama bagi adik-adik HMI yang masih muda. Jika tidak memiliki idealisme yang kuat, kita bisa larut dalam situasi yang tidak menguntungkan. Isu seperti korupsi, misalnya, membutuhkan langkah nyata dan komitmen tinggi untuk diberantas," tuturnya.
AM Fachir berpandangan, nilai-nilai HMI Cabang Ciputat telah menjadi fondasi kuat dalam perjalanan kariernya, baik saat menjadi diplomat maupun saat di PMI. Fachir yany mantan Wakil Menteri Luar Negeri RI dan diplomat senior, tiga nilai di HMI yaitu keindonesiaan, keislaman, dan kemanusiaan telah mewarnai karakter dan perjalanan karirnya di dunia diplomasi.
"Dari HMI saya mendapatkan tiga nilai utama yaitu keindonesiaan, keislaman, dan kemanusiaan. Semua itu saya aplikasikan ketika bertugas sebagai diplomat maupun ketika di Palang Merah Indonesia," kata Fachir.
"Nilai-nilai itu saya bawa untuk mengabdi kepada bangsa," sambung Fachir.