Sementara itu, Andre Septiyanto dari divisi pendidikan IDN Global menggarisbawahi pentingnya menjajaki kolaborasi di bidang cybersecurity dan riset farmasi. Dia juga menyampaikan komitmen untuk menjembatani komunikasi antara komunitas diaspora dan institusi nasional terkait pengembangan kapasitas dan keamanan informasi.
Pertemuan turut dihadiri oleh perwakilan dari PPI Dunia, termasuk Abiyan, yang mengusulkan penyelenggaraan webinar bersama antara diaspora dan BRIN, serta menyarankan pertemuan lanjutan di Malang untuk mempresentasikan hasil-hasil riset dari diaspora.
Devi dari IDN Global menyampaikan pertanyaan tentang akses terhadap data penelitian pemerintah, terutama bagi mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh studi di luar negeri. Budi Prawara menanggapi bahwa meskipun beberapa data masih berada di bawah kewenangan kementerian terkait, BRIN dapat memfasilitasi akses terhadap data yang telah dibuka melalui sistem mereka.
Salah satu poin menarik dari pertemuan ini adalah usulan dari Evi Siregar mengenai penyusunan buku kolaboratif yang membahas reformasi kebijakan pendidikan tinggi di Asia Tenggara, sebagai bentuk kontribusi ilmiah diaspora terhadap pengembangan pendidikan nasional.
Menjelang akhir diskusi, Anto Satriyo Nugroho juga turut bergabung dalam percakapan singkat, menandai keterlibatan lebih luas dari berbagai tokoh di BRIN.
Pertemuan ditutup dengan kesepakatan untuk saling bertukar informasi kontak, melanjutkan komunikasi intensif, serta menjadwalkan kegiatan tindak lanjut, termasuk webinar tematik dan kolaborasi proyek lintas bidang.
(Dani Jumadil Akhir)