Alasan Boikot Permainan Genshin Impact oleh Penggemar Tak Efektif Analisis dalam Teori Disonansi Kognitif

Opini, Jurnalis
Jum'at 27 September 2024 16:11 WIB
Alasan Boikot Permainan Genshin Impact oleh Penggemar Tidak Efektif, Analisis dalam Teori Disonansi Kognitif
Share :

Pemain-pemain tersebut kemudian melakukan aksi boikot dengan berbagai cara seperti review bombing, mengedit warna kulit karakter-karakter baru menjadi gelap, dan mengisi petisi untuk menghentikan whitewashing yang ditandatangani oleh 84 ribu orang pemain Genshin Impact.

Namun, semua tindakan boikot ini gagal membuat dampak terhadap pencipta permainan Genshin Impact. Bahkan meskipun diterjang badai kontroversi seperti ini, pendapatan permainan Genshin Impact justru bertambah sebanyak 8%. Di samping karena jumlah pemain yang memboikot jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pemain yang tidak memboikot (83ribu : 67juta), alasan boikot ini gagal terletak pada cara mereka memboikot. Hal ini akan saya analisis lebih lanjut menggunakan teori Disonansi Kognitif oleh Leon Festinger (1957).

Analisis

Menurut Leon Festinger (1957), individu selalu berusaha untuk mencapai konsistensi dalam dirinya sendiri. Mereka akan berusaha agar opini dan sikap mereka konsisten. Oleh karena itu, ketika ada inconsistency/disonansi mereka akan berusaha untuk mengurangi disonansi tersebut atau mengindari situasi yang bisa meningkatkan disonansi. Kognisi dalam hal ini artinya pengetahuan atau kepercayaan tentang diri, lingkungan, atau perilaku diri. Disonansi adalah ketidaknyamanan psikologis. Jadi disonansi kongnitif adalah ketidaknyamanan psikologis akibat ketidaksesuaian antara pengetahuan baru dengan kognisi.

Ada empat elemen kognisi, yakni pengetahuan, sikap, perilaku, dan persepsi. Setiap elemen ini saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain. Ada tiga tipe hubungan antarelemen kognisi: irrelevant (tidak berhubungan), consonant (konsisten), dan dissonant (tidak konsisten). Semakin banyak elemen kognisi yang tidak konsisten, maka semakin besar perasaan ketidaknyamanan psikologis atau disonansi kognisinya.

Dalam situasi boikot ini, para pemain menerima masukan informasi yang tidak konsisten atau bertentangan dengan pengetahuan mereka sebelumnya. Misalnya untuk kontroversi whitewashing, pemain sudah memiliki preconception atau pengetahuan/persepsi bagaimana seharusnya budaya dan adat orang-orang dari Amerika Latin Pra-Columbus, Afrika Sub-Sahara, dan Oseania. Sehingga ketika Genshin Impact mengeluarkan karakter-karakter baru yang berbeda dengan preconception mereka ini, muncul disonansi kognitif. Pada situasi kontroversi kolaborasi Genshin Impact dengan KFC dan McD, para pemain merasakan disonansi kognitif karena mereka sudah memiliki elemen persepsi bahwa “merek-merek tersebut buruk karena merupakan merek pendukung Israel” dan elemen sikap “memboikot segala bentuk yang mendukung Israel”, sehingga elemen perilaku “bermain permainan yang berkolaborasi dengan pendukung Israel” memiliki hubungan dissonant dengan kedua elemen kognisi tersebut.

Menurut Leon Festinger (1957), ada beberapa cara untuk menurunkan atau menghilangkan ketidaknyamanan psikologis atau disonansi kognitif ini:

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya