“Yang menjadi consern, lokasi gempa sangat dekat dengan daratan, dengan kota-kota besar seperti Ishikawa, Kanazawa, dan juga infrastruktur strategis Jepang lainnya,” tuturnya.
Dia mengatakan, setelah gempa besar terjadi, umumnya akan terjadi banyak gempa susulan. Terdapat dua faktor yang menyebabkan hal tersebut, yakni magnitudo gempa yang besar dan waktu. Semakin besar magnitudonya, gempa susulan berpotensi lebih banyak.
Sementara itu, dalam jangka waktu yang dekat sejak gempa pertama, gempa susulan pun akan lebih banyak. Seiring waktu, gempa susulan semakin sedikit dan magnitudonya semakin kecil.
Faktor lainnya yang menjadikan gempa susulan banyak terjadi karena banyaknya jaringan pengamatan gempa di Jepang. Dengan demikian, gempa-gempa kecil pun akan terdeteksi.
"Jumlah (gempa) itu, selain dari magnitudo juga dipengaruhi faktor kapasitas kita untuk mengamati. Kalau kita semakin baik mengamati akan terlihat lebih banyak gempa susulannya,” ujarnya.
Dari gempa di awal tahun ini, dia mengatakan, terdapat beberapa hal yang dapat menjadi pelajaran. Pertama, sistem peringatan dini di Jepang yang sangat baik.
“Sistem tersebut menjadi penting karena mereka memiliki infrastruktur strategis, reaktor nuklir, kereta api cepat, dan itu harus dihentikan seketika sesudah gempa terjadi sebelum gelombang gempanya mencapai tempat mereka. Ini juga penting bagi masyarakat. Ini pembelajaran yang sangat penting, jadi selayaknya pun kita sudah memiliki kapasitas,” ujarnya.
Kedua, pembelajaran dalam konteks infrastruktur kualitas bangunan. Dibandingkan dengan goncangan gempa, kerusakan yang terjadi lebih sedikit. Hal ini membuktikan bahwa Jepang memiliki kualitas infrastruktur yang sangat baik.
(Dani Jumadil Akhir)