Pada 19 Februari 2008, tiga hari sebelum ulang tahunnya yang ke-19, ia diangkat menjadi Profesor Internasional sebagai Penghubung Penelitian dengan Universitas Stony Brook oleh Departemen Penggabungan Teknologi Lanjutan di Universitas Konkuk di Seoul, Korea Selatan. Penghargaan ini menjadikan Alia Sabur sebagai profesor termuda dan berhak mendapatkan Sertifikat Rekor Guinness Dunia.
BACA JUGA:
Kontribusinya tidak hanya sebagai seorang profesor tetapi juga sebagai peneliti di usianya yang masih sangat muda sangatlah luar biasa dan patut dipuji. Alia berupaya mengembangkan probe seluler berbasis nanotube untuk digunakan dalam penelitian medis untuk menyembuhkan penyakit seperti kanker. Dia juga menunjukkan minat dalam mengembangkan pengukur glukosa darah optik non-invasif untuk pasien diabetes. Idenya untuk mengurangi tumpahan minyak Deepwater Horizon di Teluk Meksiko sangat penting dan bahkan dipertimbangkan oleh British Petroleum.
Nah, itu tadi kisah profesor termuda di dunia, Aulia Sabur. Kisahnya yang sangat menakjubkan semoga dapat menginspirasi pembaca untuk mengembangkan kemampuannya berkat kecerdasan tidak lahir begitu saja.
(Dani Jumadil Akhir)