JAKARTA – Surabaya dikenal sebagai kota pahlawan. Kota ini menyimpan banyak sejarah saat para pahlawan berjuang untuk mempertahankan NKRI. Bagaimana asal usul kota Surabaya?
Di balik cerita rakyat tentang buaya dan hiu yang menjadi ikon Surabaya, ternyata daerah ini memiliki sejarah Panjang, sehingga kota ini juga terkenal dengan kota pahlawan. Dilansir dari berbagai sumber, Kamis (2/11/2023), setiap kali 10 November, diperingati sebagai hari pahlawan. Dan saat itu pula, kita mengingat bagaimana perjuangan Arek-Arek Suroboyo atau pemuda-pemuda Surabaya yang mempertahankan NKRI dari penjajah.
BACA JUGA:
Kejadian itu persis setelah perang dunia II selesai, tepat pada 25 Oktober 1945 saat Inggris-India ingin melucuti tentara Jepang dan milisi Indonesia. Ketika tentara Jepang melepaskan senjatanya, namun milisi Indonesia tidak menyerahkannya. Keesokan harinya sudah diputuskan bahwa pasukan Indonesia dan milisi tidak harus menyerahkan senjata mereka, namun terjadi salah pengertian ketika informasi ini sampai pada pasukan Inggris yang ada di Jakarta.
Tanggal 27 Oktober, pihak Inggris menyebar selebaran di Surabaya agar menyerahkan senjatanya. Tentunya hal ini membuat para tentara dan milisi Indonesia marah karena perjanjian sebelumnya terjadi salah paham. Terjadilah perang kecil-kecilan dan terjadilah insiden yang dikenal Hotel Yamato, dengan aksi yang paling dikenal adalah perobekan bendera Belanda dengan cara merobek bagian birunya.
Dua hari setelahnya, Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta bertemu Mayjen Hawthorn untuk berunding di Surabaya, dan akhirnya menemukan perstujuan untuk memberhentikan tembak menembang dan pasukan inggris akan ditarik dari Surabaya ke Jakarta. Namun yang terjadi lagi adalah salah paham lagi, ketika Brigjen Mallaby ingin menyebarkan informasi, para milisi mengepung mobil tersebut.
BACA JUGA:
Awalnya dikira komandannya diserang oleh milisi, pasukan inggris melepas tembakan ke atas untuk membubarkan diri. Namun para milisi juga mengira tembakan itu berasal dari dalam gedung dan menembaki para milisi, maka terjadilah baku tembak. Perwira Inggris yang mau melemparkan granat ke arah milisi Indonesia meleset dan malah jatuh ke mobil Brigjen Mallaby