Penelitian Mahasiswa Universitas Brawijaya tentang Pesugihan Gunung Kawi Tuai Polemik

Avirista Midaada, Jurnalis
Rabu 25 Oktober 2023 13:26 WIB
Penelitian tentang pesugihan di Gunung Kawi tuai polemik (Foto: Avirista Midaada)
Share :

MALANG - Penelitian lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) di Gunung Kawi mendapat sorotan. Penelitian itu dilakukan oleh empat mahasiswa dari Fakultas Pertanian yakni Muhammad Harun Rasyid Al Habsyi, Zulfikar Dabby Anwar, Suntari Nur Cahyani, Anggi Zahwa Romadhoni, dan Andini Laily Putri, yang berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya. Mereka menyoroti lokasi tersebut dan meneliti tentang pesugihan di wilayah itu dan dikaitkan dengan dampak psikologi pelaku ritualnya.

Penelitian dengan bimbingan dosen pembimbing Ibu Destyana Ellingga Pratiwi, SP., MP., MBA, berupaya mengungkap keterkaitan antara praktik mistisisme di Gunung Kawi dengan gangguan mental, khususnya skizofrenia psikosis. Penelitian dari para mahasiswa ini berangkat dari kearifan lokal dan nilai-nilai budaya, telah menjadi magnet bagi individu yang tertarik dengan aspek mistis.

Beberapa informasi yang beredar di sebagian masyarakat menggunakan Gunung Kawi sebagai tempat untuk memperdalam ilmu hitam, kesaktian, bahkan pesugihan. Praktek pesugihan di Gunung Kawi juga melibatkan pemberian tumbal dengan bantuan makhluk gaib.

 BACA JUGA:

Ketua tim Muhammad Harun Rasyid menyatakan, pada penelitiannya, tim melakukan wawancara dengan sejumlah informan terpilih yang memiliki pengalaman terkait ritual di Gunung Kawi. Hasil penelitian mengungkap bahwa banyak dari mereka melaporkan pengalaman “tidak biasa” seperti mendengar suara atau melihat sosok yang tidak dapat dilihat oleh orang lain.

"Seorang kerabat dari pelaku ritual pesugihan, yang enggan disebutkan namanya, menyampaikan, “tapi kenyataannya, jeda dari melakukan hal itu, satu minggu kemudian kenyataan gitu loh, mau dibilang itu halusinasi atau apa toh memang ada pembuktiannya begitu," ucap Harun Rasyid dikutip dari laman resmi Universitas Brawijaya dikutip Rabu (25/10/2023).

Pelaku Ritual Mengalami Gangguan Psikis

Sementara peneliti masih terus menganalisis data yang diperoleh, temuan awal menunjukkan keterkaitan yang signifikan antara ritual pesugihan Gunung Kawi dan kondisi psikologis pelakunya. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa proses diagnosis resmi dari para ahli seperti psikiater atau psikolog masih diperlukan untuk memverifikasi gangguan mental yang dialami. Andini Laily Putri, mahasiswa Psikologi dari Universitas Brawijaya, menekankan dugaan sementara atau hipotesa dari pelaku ritual di Gunung Kawi erat kaitannya mengalami kondisi psikis, yang membuat halusinasi.

“Ritual pesugihan Gunung Kawi erat kaitannya dengan kondisi psikis pelaku, bahkan kerabat terdekat pelaku turut mengalami halusinasi," ucap Andini.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan perspektif baru terkait praktik ritual pesugihan Gunung Kawi dari sudut pandang psikologis. Temuan ini juga dapat menjadi dasar untuk mengembangkan strategi rehabilitasi bagi pelaku pesugihan Gunung Kawi. Penelitian ini, mencoba membuka wawasan pada topik yang masih dianggap tabu di Indonesia, juga merupakan kontribusi berharga dari mahasiswa UB.

 BACA JUGA:

Tetapi dari penelitian tersebut, pihak yayasan mengirimkan surat somasi terbuka ke Universitas Brawijaya. Sebab ada beberapa substansi yang dinilai merugikan masyarakat di Desa Wonosari, dan pengelola Pesarean Gunung Kawi. Pasca surat terbuka itu, kedua belah pihak melalui Bagian Hukum Universitas Brawijaya dan yayasan diwakili oleh Juru Bicara Yayasan Ngesti Gondo, telah bertemu dengan.

Pertemuan pun dilanjutkan dengan menghadirkan para peneliti lima mahasiswa dengan pihak yayasan, dengan mengundang para Muspika Kecamatan Wonosari, pemerintah desa setempat, dan beberapa tokoh masyarakat di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya