JAKARTA - Namanya Mohammad Firman Ramadhan. Prestasinya membuat bangga orangtuanya. Lulusan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ini menjadi lulusan terbaik. Firman bahkan sudah direkrut perusahaan dan bekerja sebelum diwisuda.
Firman yang merupakan anak pekerja serabutan ini merupakan mahasiswa Program Studi Diploma Tiga (D-3) Teknik Informatika, PENS - Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) Sumenep. Ia meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,98.
“Jujur, saya tidak pernah terpikir bisa dinobatkan sebagai wisudawan terbaik. Bisa kuliah saja saya sudah sangat bersyukur,” kata Firman usai diwisuda dilansir dari laman Vokasi Kemdikbud, Sabtu (7/10/2023).
BACA JUGA:
Firman menuturkan bahwa sebelum masuk ke PENS, ia harus berusaha keras menyakinkan kedua orang tuanya untuk bisa melanjutkan studi. Hal tersebut lantaran kondisi ekonomi dan nilai sekolahnya yang serba pas-pasan.
“Bapak saya saat itu hanya bekerja sebagai juru parkir di pasar,” kata Firman yang juga merupakan alumni SMAN 1 Sumenep ini.
Namun, tekad Firman memang sudah bulat. Ia harus melanjutkan kuliah untuk mengubah nasib dan meningkatkan taraf hidup dan ekonomi keluarga. Firman pun mantap memilih PENS karena ia meyakini dengan menguasai keterampilan maka ia bisa lebih mudah memperoleh pekerjaan usai lulus.
“Jadi, sejak awal saya memang tertarik ke PENS dan pernah mendaftar di jalur reguler, namun tidak diterima. Akhirnya saya mencoba lagi di gelombang terakhir PSDKU Sumenep dan alhamdulillah diterima,” kata Firman.
BACA JUGA:
Setelah diterima di PENS, Firman kembali dihadapkan pada masalah ekonomi keluarganya. Meski pada akhirnya ayah Firman tidak hanya mengandalkan pekerjaan sebagai juru parkir dan memilih bekerja serabutan, tetapi penghasilan orang tuanya tidak tetap. Hal ini pun mamicu kebimbangan Ibunya yang berimbas pada dirinya.
“Saya anak pertama, dan masih ada 1 adik yang sekolah, sementara ibu saya tidak bekerja. Itu yang membuat saya ragu,” ujar Firman melanjutkan.
Beruntung, Firman lolos dan berhasil menerima program beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Dengan bantuan KIP Kuliah inilah, Firman akhirnya bisa lebih tenang untuk bisa melanjutkan kuliahnya hingga selesai.
Di sisi lain, perjuangan Firman untuk menuju ke Kampus PSDKU juga tidaklah mudah, mengingat jarak kampus ke rumahnya terbilang lumayan jauh, dan hanya mengandalkan satu alat transportasi bersama. Untunglah saat itu kondisi peralihan pandemi Covid-19 sehingga perkuliahan dilaksanakan secara daring. Jika perkuliahannya luring pastinya ada kesulitan di transportasi.