MALANG - Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim membuat skripsi tidak wajib bagi lulusan S1. Skripsi menjadi opsi atau pilihan, dan bisa diganti dengan tugas lain seperti tugas akhir yang setara nilainya dengan skripsi. Menanggapi hal ini, sejumlah mahasiswa di Malang justru lebih senang jika menulis skripsi.
Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya (UB) Siti Nur Annisa menilai sebagian mahasiswa mungkin menganggap bahwa mengerjakan skripsi sangat sulit. Sedangkan, mahasiswa yang kontra karena menganggap bahwa skripsi merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
"Kalau misal kita enggak skripsi jarang banget poin yang penelitian dan pengembangan bisa terpenuhi, kan sayang banget, kita udah kuliah empat tahun, tapi tidak menyelesaikan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi," kata Annisa, dikonfirmasi Jumat pagi (1/9/2023).
Bagi Nisa sapaan akrabnya, penghapusan skripsi tidak membuatnya tertarik untuk mengerjakan tugas akhir lain pengganti skripsi. Apalagi ia pribadi mengaku senang menulis dan ingin lebih menyibukkan diri dengan proses pembuatan skripsi.
BACA JUGA:
"Saya lebih baik mengerjakan skripsi, karena saya juga senang menulis kan, saya juga suka kalau kerjaan saya kelihatan banyak, dan saya juga lebih tertarik membuat skripsi dibandingkan hal-hal lainnya," kata Nisa, sapaan akrabnya.