JAKARTA- Mari mengenal pusat dokumentasi sastra H.B. Jassin yang perannya sangat krusial bagi sastrawan, mahasiswa ataupun yang masih sekolah. Harus diakui koleksi karya sastra yang dimilikinya sangat membantu dari generasi ke generasi.
Sudah menjadi kebiasaan bagi para remaja Jabodetabek untuk pergi ke pusat dokumentasi H.B. Jassin demi mencari naskah teater. Berbagai kliping juga bisa ditemukan untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah atau kampus.
Karena itu mari mengenal lebih jauh tentang pusat dokumentasi sastra H.B. Jassin (PDS H.B. Jassin), lengkap sejarah dan latar belakangnya hingga menjadi sangat terkenal saat ini.
Dilansir dari berbagai sumber, Senin (21/8/2023), berikut Okezone merangkum tentang pusat dokumentasi H.B. Jassin yang berada di Taman Ismail Marzuki Jakarta.
Hans Bague Jassin merupakan salah satu tokoh penting kesusastraan Indonesia. Dirinya lahir di Gorontalo, Sulawesi Utara pada 13 Juli 1917 dan wafat di Jakarta pada 11 Maret 2000.
Dalam sejarah Indonesia, HB Jassin memiliki julukan sebagai Paus Sastra Indonesia. Sebuah sebutan atas perannya yang sangat berpengaruh di dunia sastra Indonesia sehingga seluruh masyarakat mengacu pada ucapannya.
H.B. Jassin meraih gelar sarjana di Fakultas Sastra UI, dan kemudian memperdalam studi ilmu perbandingan sastra di Universitas Yale, Amerika Serikat (1958-59).
Mulai Februari 1940 hingga 21 Juli 1947 dia bekerja di Balai Pustaka. Tepatnya menjadi redaktur di Badan Penerbitan Balai Pustaka.
Jassin mendokumentasikan berbagai perihal mengenai sastra di Indonesia. Kebiasaan tersebut dimulainya sejak tahun 1933. Dia tekun mengumpulkan berbagai karya sastra, mulai dari berbagai naskah tulisan tangan para pengarang, guntingan pers tentang sastra, surat-menyurat para sastrawan, hingga foto asli para sastrawan dalam berbagai kegiatan.
Jerih payah HB Jassin dalam mengumpulkan dokumentasi sastra di Indonesia tidak sia-sia, atas prakarsa Ajib Rosidi dan beberapa tokoh lain, pada 28 Juni 1976 dibentuklah sebuah wadah yang bernama Yayasan Dokumentasi HB Jassin.
Kemudian pada 30 Mei 1977 diresmikan berdirinya Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin (PDS HB Jassin) yang berlokasi di dalam Kompleks Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Raya no 73, Jakarta Pusat.
PDS HB Jassin kini menjadi pusat dokumentasi terlengkap di dunia, yang mengoleksi berbagai bentuk dokumentasi sastra, mulai dari tulisan tangan asli para sastrawan, surat, guntingan pers, foto, naskah drama (dalam dan luar negeri), majalah, makalah, skripsi dan tesis sastra, kaset, CD, mikrofilm, hingga lukisan.
PDS HB Jassin berupaya untuk terus menginventarisasi, mengolah, memelihara, sekaligus melestarikan berbagai dokumen kesusastraan Indonesia. Sehingga masyarakat mengetahui akar kebudayaan bangsanya.
Layanannya tersedia setiap Senin hingga Jumat mulai pukul 08.30 sampai 15.30, PDS HB Jassin terbuka untuk siapa saja yang ingin berkunjung, baik perorangan maupun rombongan.
Uniknya, layanan yang dilakukan di PDS HB Jassin masih menggunakan sistem tertutup. Karena terdapat para pegawai yang akan mencarikan secara manual naskah yang diinginkan pengunjung melalui katalog.
Selain menjadi gudang kekayaan budaya tulis-menulis di Indonesia, PDS HB Jassin juga kerap mengadakan berbagai acara, seperti pameran dokumentasi sastra dan budaya, diskusi sastra, hingga acara peluncuran buku.
Oleh karena itu, PDS HB Jassin tidak hanya menjadi museum semata, melainkan juga menjadi tempat yang tidak pernah sepi dari diskusi-diskusi kebudayaan.
(Hafid Fuad)