Sementara itu, Rosmala Dewi pimpian Gandrung Dance Studio mengatakan, pihaknya mengirimkan 28 penarinya untuk berlaga di beberapa kategori.
“Tim penari ini membawakan beberapa tarian tradisional Sunda, Bali, Jawa, Sumatra serta Sulawesi pada ketagori group dan solo. Diantara para penari terdapat satu orang penari termuda yang masih kelas satu SD, atau berusia enam tahun yang meraih medali perak pada kategori group,” ungkapnya.
Rosmala juga mengungkapkan rasa bangganya karena membawa nama Indonesia dan menarikan tarian tradisional Indonesia yang sangat beragam.
“Awalnya, melihat para penari kami yang masih muda tampil pada event kompetisi internasional saja sudah bangga, tapi begitu tahu kerja keras mereka dihargai dengan piala emas, kebahagiaan kami berlipat ganda,” tutupnya.
Fatimah Khilwana sebagai Ketua Tim UGM, menambahkan, dirinya merasa bangganya atas pencapaian yang diraih oleh timnya tersebut. Kemenangan di ajang itu lantas menjadi salah satu pengalaman luar biasa, karena ini pertama kalinya bagi mereka mengikuti festival di Singapura
“Dalam waktu tiga hari, kami harus mengubah gerakan dan juga formasi dikarenakan satu dan dua hal. Hal tersebut awalnya sempat membuat kami sangat takut. Bahkan di hari penampilan pun, kami merasa gelisah dan sering muncul pertanyaan ‘bisa kan yah kita?’” tutur Fatimah.