Sri Pane mengakui keragaman di Indonesia seringkali menumbuhkan konflik dan kekerasan. Oleh sebab itu, pendidikan harus mampu mendorong adanya etika untuk membangun konsensus dalam masyarakat.
“Kebutuhan akan konsensus ini bertujuan untuk menghormati perbedaan tanpa melanggar prinsip dari kesamaan, dan hak individu. Selain itu, pendidikan multikultural harus mampu mendorong sikap yang inklusif, toleransi dan terbuka terhadap berbagai keragaman,” kata Sri Pane.
Direktur Eksekutif Institut Leimena, Matius Ho, menjelaskan lokakarya LKLB kali ini pada 17-19 Maret 2023, merupakan lokakarya ke-6 LKLB yang diadakan Institut Leimena bersama sejumlah mitra. Lokakarya kali ini berfokus kepada program dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk memperkukuh kebebasan beragama dan supremasi hukum.
“Bapak ibu guru di sini adalah lilin-lilin agar kita bisa bersama-sama menerangi bangsa ini kepada penegakkan hukum,” kata Matius.
Hadir narasumber internasional yaitu Senior Fellow University of Washington, Dr. Chris Seiple, yang akan berbicara lewat zoom pada Sabtu (18/3/2023). Pada Sabtu siang, para guru peserta workshop juga akan diajak mengunjungi dua tempat ibadah di Semarang yaitu Masjid Agung Kauman dan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Stadion, untuk melakukan dialog lintas agama.
(Nanda Aria)