Siti menjelaskan ayah Fatkhul dulu sempat berjualan keliling es saridele, sehingga masih mampu mencukupi kehidupan sehari-hari, termasuk menyekolahkan anaknya.
Namun, karena terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), akhirnya terpaksa bekerja sebagai tukang las di Bronggalan dengan gaji seadanya.
Menurut Siti, kekurangan kebutuhan sekolah Fathul saat ini sebesar Rp485 ribu dengan rincian dua buku semester 2 sebesar Rp250 ribu, infaq bulan Januari sebesar Rp75 ribu, kalender sebesar Rp10 ribu, infak semester 1 kurang Rp150 ribu.
Mendapati hal itu, Ghoni memberikan bantuan berupa uang untuk membeli buku pelajaran sekaligus permodalan yang diharapkan bisa membantu perekonomian keluarga sebagai bentuk penyelesaian masalah Fathul Arifin.