CANBERRA - Kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) RI di Canberra menggelar mini konser musik tradisional di ruang Balai Kartini KBRI pada Jumat (4/11/2022). Acara ini digelar untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa Australian National University (ANU) yang belajar gamelan Bali untuk menampilkan kebolehannya.
Menurut Atdikbud KBRI Canberra, Mukhamad Najib, tahun 2022 ini KBRI Canberra bekerjasama dengan Sekolah Musik ANU menyelenggarakan kelas gamelan Bali. Kegiatan belajar gamelan dilaksanakan di KBRI Canberra sebanyak seminggu sekali selama kurang lebih 4 bulan atau satu semester dalam kalender akademik ANU.
“Sebanyak 9 orang mahasiswa dari Sekolah Musik ANU telah mengikuti pelatihan gamelan selama satu semester di KBRI Canberra, dan hari ini saatnya mereka menunjukkan hasil belajar mereka di depan publik. Oleh karena itu kami menggelar semacam mini konser di KBRI sehingga lebih banyak orang yang dapat melihat”, ujar Najib.
Kegiatan mini konser dihadiri oleh para dosen sekolah musik ANU, para mahasiswa dan orang tua mahasiswa, serta staf KBRI Canberra. Dalam kesempatan tersebut mahasiswa menampilkan empat buah lagu yang dimainkan dengan gamelan Bali, yaitu: 1) Tabuh Gegilak, 2) Tabuh Godeg Miring, 3) Tabuh Topeng Keras, dan 4) Tabuh Gilak.
Meski relatif baru belatih gamelan Bali, para mahasiswa Australia ini terlihat mampu menampilkan alunan musik gamelan yang indah dan memukau. Mereka tampil dengan pakaian seragam bernuansa Bali dan sangat menghibur. Para penontonpun tak henti-hentinya memberikan tepuk tangan setiap kali para mahasiswa memulai dan mengakhiri alunan music yang mereka mainkan.
Secara khusus, mahasiswa yang mengikuti kelas gamelan Bali di KBRI adalah mahasiswa Sekolah Musik ANU yang mengambil mata kuliah musik etnik dan tradisional. Selama satu semester mereka dilatih oleh I Gede Eka Riyadi, seniman asal Bali yang kini menjadi staf di kantor Atdikbud KBRI Canberra.
Menurut Gede, para mahasiswa termasuk cepat menguasai dasar-dasar gamelan Bali.
“saya merasa tidak terlalu sulit mengajarkan mereka. Mungkin karena mereka memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar musik daerah dan latar belakang mereka juga dari sekolah musik, sehingga mereka bisa lebih cepat menguasai gamelan”, jelas Gede.