Pasalnya, selama ini daun nanas hanya dianggap sebagai residu hasil panen yang digunakan sebagai pakan hewan ternak.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari abmas yang juga dilakukan di Desa Satak pada awal tahun 2022 lalu.
Soeprijanto mengungkapkan, pada periode pertama, abmas ditujukan untuk menghasilkan serat kasar dari daun nanas dengan menggunakan alat ekstraktor mekanik.
Di periode kedua Abmas, dikembangkanlah serat kasar tersebut menjadi serat halus menggunakan alat degumming dan kemudian dipotong dengan alat cutting.
Guru besar pengampu Laboratorium Bioteknologi Industri, Departemen Teknik Kimia Industri ITS ini menjelaskan, hasil dari pengolahan ke serat halus tersebut kemudian diolah menjadi material komposit.
Pada kegiatan Abmas periode ini, serat tersebut diolah menjadi serat yang lebih halus lagi sehingga menjadi benang yang dapat digunakan untuk bahan baku produk tekstil.