Peran dan Kisah W.R. Supratman Dalam Sumpah Pemuda

Natalia Bulan, Jurnalis
Selasa 25 Oktober 2022 13:59 WIB
W.R. Supratman/Okezone
Share :

JAKARTA - Membicarakan Sumpah Pemuda, jangan sampai melupakan satu sosok yang penting dalam momen bersejarah ini yaitu Wage Rudolf Supratman atau yang lebih dikenal W.R. Supratman.

W.R. Supratman adalah sosok yang lahir pada tanggal 19 Maret 1903 di Dusun Trembelang Desa Somongsari Kecamatan Kaligesing Purworejo Jawa Tengah.

Ia mengawali pendidikannya dengan bersekolah di Frobelschool (sekolah TK) Jakarta di tahun 1907 saat ia berusia 4 tahun.

Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di Europese Large School (ELS) dan lanjut ke Sekolah Angka Dua Makassar dan menyelesaikan studinya pada tahun 1917.

W.R. Supratman kemudian lulus ujian Kiein Ambtenaar Examen (KAE) yang merupakan ujian untuk calon pegawai rendahan.

Setelah lulus KAE, ia melanjutkan pendidikan ke Normaalschool (Sekolah Pendidikan Guru).

Ia juga memulai kariernya di musik karena peran kaka iparnya, Van Eldik yang menghadiahkannya biola untuknya saat berulang tahun yang ke-17.

Bersama Van Eldik, ia kemudian bergabung dalam kelompok musik Black and White Jazz. Ia sangat pandai bermusik dan dimanfaatkannya untuk menciptakan lagu-lagu perjuangan.

Satu di antaranya ditetapkan sebagai Lagu Kebangsaan Republik Indonesia, Indonesia Raya.

Kariernya memuncak saat ia pindah dari Makassar ke Bandung untuk menjadi wartawan surat kabar Kaum Muda pada tahun 1924.

Kemudian ia pindah ke Jakarta dan menjadi wartawan Surat Kabar Sin Po, dan sejak itulah ia mulai rajin menghadiri rapat-rapat organisasi pemuda dan rapat-rapat partai politik yang diadakan di Gedung Pertemuan di Batavia.

Sejak kuliah, ia mendapat kenalan dengan tokoh-tokoh pergerakan. Bahkan, dalam pelaksanaan Kongres Pemuda Indonesia Kedua pada 27-28 Oktober 1928, W.R. Supratman terlibat.

Bahkan di kongres tersebut untuk pertama kalinnya ia memperdengarkan lagu Indonesia Raya di depan seluruh peserta sebelum Ikrar Sumpah Pemuda dibacakan.

Namun, setelah Kongres Pemuda Indonesia Kedua, kehidupannya tak lagi tenang karena terus dimata-matai oleh polisi rahasia Belanda karena menggunakan kata 'Merdeka' di dalak lagu karyanya tersebut.

Kondisi kesehatannya juga semakin menurun dan ia meninggal pada 17 Agustus 1938 karena gangguan jantung yang dideritanya.

Atas jasa-jasanya dalam memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia, W.R. Supratman mendapatkan penghargaan berupa pemindahan dan perbaikan makam.

Pada 17 Agustus 1960, Pemerintah Indonesia memberikan W.R. Supratman anugerah Bintang Mahaputra Anumerta III, setelah itu melalui Surat Keputusan Presiden RI No.16/SK?1971 tanggal 20 Mei 1971, ia dianugerahi gelar 'Pahlawan Nasional'.

Serta Surat Keputusan Presiden RI No.17/TK/Tahun 1974 tanggal 19 Juni 1974 Presiden RI menganugerahkannya Tanda Kehormatan Bintang Mahaputra Utama kepadanya.

(Natalia Bulan)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya