Pernyataan Irjen Pol Dedi Prasetyo dipandang sebagai sebuah strategi bersifat defensif, atau digunakan untuk mempertahankan diri.
Ia menganalisa ada tiga strategi yang digunakan dalam penyataan Polri terkait gas air mata.
Pertama, startegi denial yang tujuannya adalah berusaha menghilangkan tanggung jawab pada krisis yang terjadi.
"Polri menyampaikan bahwa gas air mata yang ditembakkan oleh anggota Brimob bukan menjadi penyebab kematian. Kedua, startegi “scapegoat” atau “shifting the blame” yang lebih menyalahkan orang lain, atau sesuatu yang lain sebagai penyebab atas krisis tersebut," tutupnya.
(Natalia Bulan)