Tak mau menyia-nyiakan kesempatan belajar budaya baru, Reno juga turut mengamati gaya hidup dan perilaku penduduk setempat.
Menurutnya, budaya dan gaya hidup di Korea Selatan sangat patut untuk ditiru, seperti halnya gaya hidup yang tertib, disiplin dan sadar akan privasi.
“Korea Selatan itu budaya menjaga privasinya tinggi banget. Jadi kita nggak boleh foto kelihatan orang gitu di dalamnya, harus minta consent. Kalau ketahuan sama orangnya bisa ditegur,” ungkap Reno.
Tak lupa, Reno juga membagikan hal menarik terkait dengan sistem pengelolaan sampah di Korea Selatan yang membuatnya kagum.
Di Jeonju, kota tempatnya menimba ilmu, penduduk setempat diharuskan melakukan pengelolaan sampah dengan memilah-milah sesuai jenisnya sehingga lebih teratur.
Jika tidak, maka akan dikenakan denda. Hal ini tentu saja berkaitan dengan budaya disiplin yang terbangun di Korea Selatan.
“Oh iya, di jalan aku lihat hampir nggak ada sama sekali tong sampah tapi jalanan bersih banget,” ujarnya.
Meskipun terbilang menikmati, harus diakui bahwa terdapat tantangan yang harus Reno dan kawan-kawan hadapi.
Reno menceritakan bahwa bahasa menjadi tantangan utama. Lantaran, penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional di Korea Selatan masih minim sehingga menyulitkan komunikasi.
“Bahkan sekalipun itu (bahasa Inggris, Red), di bagian imigrasi atau lingkungan kampus. Kalau dikomparasi, orang Indonesia masih lumayan lebih bagus,” pungkas Reno.