Pakar Pangan Prof Hanny Wijaya Terima Penghargaan BRIN Sarwono Award

Achmad Al Fiqri, Jurnalis
Selasa 23 Agustus 2022 14:40 WIB
Prof Dr Ir Christofora Hanny Wijaya terima penghargaan BRIN Sarwono Award. (Dok BRIN)
Share :

JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menganugerahkan Sarwono Award (SA) kepada Prof Dr Ir Christofora Hanny Wijaya, ilmuwan wanita yang fokus pada bidang pangan fungsional.

Pemberian SA kepada Prof Hanny dirangkai dengan gelaran Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture (SML) 2022 di Gedung BRIN, Jakarta, pada Selasa (23/8/2022). SML disampaikan Prof Dr Bambang Prasetya, MSc, dengan bidang kepakaran Bioproses – Bioteknologi.

Kegiatan keilmuan dan penghargaan ini diberikan kepada ilmuwan karena jasa dan pengabdian serta reputasinya dalam bidang ilmu pengetahuan. Penerima juga dinilai telah memberikan sumbangsih nyata dan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan kemanusiaan.

Prof Dr Ir C Hanny Wijaya merupakan sosok ilmuwan Indonesia yang berfokus pada bidang pangan, khususnya pangan fungsional. Perempuan kelahiran 1960 ini adalah seorang Guru Besar Program Studi Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor.

Hanny juga menjabat Ketua Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia (P3FNI). Selain itu, Hanny berkiprah sebagai dosen tamu dan penguji eksternal di beberapa universitas dalam maupun luar negeri. Banyak kontribusi ilmiah yang telah diberikankan, di antaranya lebih dari 100 publikasi jurnal nasional dan internasional, 10 buku, dan beberapa buku bab termasuk dalam buku pegangan Kimia Pangan yang diterbitkan Springer.

Sebanyak 15 paten hasil karya Hanny telah disetujui, 2 dari paten-paten tersebut sudah dan akan dikomersialkan, yakni permen fungsional dengan nama Cajuputs Candy dan minuman herbal fungsional dengan nama Glucodiab.

“Dosen Jamu” menjadi julukan Hanny. Itu karena ia banyak sekali mengajar mata kuliah terkait jamu di beberapa universitas di luar negeri. Salah satu harapan Hanny adalah ingin menciptakan imej dunia pertanian di Indonesia lebih mempunyai gereget positif di mata masyarakat Indonesia dan internasional.

“Indonesia dengan sekian banyak penduduknya, belum ada satupun yang meraih hadiah Nobel. Sehingga saya melihat perlunya diciptakan iklim dari penghargaan dan kesempatan bagi generasi muda kita untuk mau bersusah payah menggali ilmu, terutama bidang biodiversitas. Apalagi di bidang ini, Indonesia punya keunggulan dibandingkan negara lain,” kata wanita lulusan S3 Hokkaido University, Jepang ini.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya