Dalam laman resmi Kemendikbud, Ki Hadjar Dewantara mengungkapkan, pendidikan sejatinya ada untuk menjadi penuntun bagi segala kodrat yang dimiliki anak-anak.
Harapannya, mereka mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan semaksimal mungkin.
Di sisi lain, seorang pendidik hanya sanggup berperan menuntun tumbuhnya kekuatan kodrat pada anak-anak.
Ki Hadjar juga menekankan bahwa pendidik harus mengikuti perkembangan zaman dan patut menyelaraskannya dengan kehidupan anak didik.
Sebab, tak semua hal baru adalah baik.
2. K.H Ahmad Dahlan
Selanjutnya, ada tokoh agama Islam dan pejuang kemerdekaan, K.H Ahmad Dahlan.
Pria kelahiran 1 Agustus 1868 ini lebih menitikberatkan pemikirannya kepada pendidikan Islam.
Masih dalam laman resmi Kemendkibud, Dahlan mengutarakan, pendidikan Islam sebaiknya diarahkan dan menjadi dasar usaha guna membentuk kepribadian individu muslim.
Tidak hanya baik, namun juga berbudi pekerti luhur dengan wawasan luas dan memahami isu atau permasalahan dunia secara keseluruhan.
Satu hal penting yang Dahlan garis bawahi, individu tersebut sanggup berjuang demi kemajuan masyarakat.
Pemikiran Ahmad Dahlan tersebut dianggap sebagai pembaharuan dari tujuan sekolah yang menjamur kala itu, yakni sekolah agama (pesantren) dan sekolah berbasis pendidikan Eropa atau Belanda.
Sejatinya, kedua jenis sekolah itu memiliki pandangan yang saling bertentangan.