Rindu Ramadan di Tanah Air
Rindu menjalankan ibadah bulan Ramadan di tanah air bukanlah suatu hal yang baru. Tidak hanya jauh dari keluarga dan tradisi yang selalu dilakukan, namun suasana Ramadan yang syahdu di Indonesia tidak sebanding dengan di tanah rantau.
Ilham dan Imam mengaku rindu dengan suasana dan festival yang selalu menghiasi bulan Ramadan di Indonesia.
“Jalan-jalan di sekeliling rumah itu baru jalan sedikit juga sudah ada yang jualan banyak sudah ngantre, terus jalanan macet karena pada jajan gitu ya,” kenang Ilham.
“Paling enak itu Ramadan di Indonesia karena masih bisa nemuin bazar makanan kalau sore-sore. Kita tuh termanjakan mata, sama termanjakan banyak pilihan kalau mau buka. Kalau di sini kan benar-benar harus prepare, kalau misalnya buka di apartemen harus masak sendiri,” kata Imam.
Meskipun ada tantangannya, ditambah lagi harus menjalani puasa dengan waktu yang lebih lama daripada di tanah air, yaitu lebih dari 14 jam, Rifki mengaku pengalaman puasa di Amerika cukup menyenangkan. Apalagi jika diisi dengan berbagai kegiatan.
“Itu bisa memangkas waktu sehingga kita ternyata, 'oh puasa itu bisa dijalani juga, nggak terlalu susah juga meskipun lebih lama,'” tambahnya.
Tak lupa Rifki juga mengajak teman-teman untuk terus aktif mencari berbagai kegiatan agar tetap semangat dalam menjalani sisa-sisa hari di bulan Ramadan kali ini.
(Susi Susanti)