JAKARTA – Polemik Galon yang berbahan plastik PET mencuat di masyarakat. Pasalnya, jika digunakan untuk sekali pakai berisiko terkena sinar matahari dan benturan dibanding yang berbahan Polikarbonat (PC).
(Baca juga: Heboh Konflik Rektor dan Dosen ITB, Reaksi Orangtua Mahasiswa Mengejutkan)
Pakar Polimer Institut Teknologi Bandung (ITB), Ahmad Zainal Abidin, mengutarakan galon berbahan PET memiliki temperatur transisi gelas pada suhu 80 derajat Celcius, sedang galon Polikarbonat pada 150 derajat Celcius.
“Dengan demikian, galon berbahan PET akan lebih berisiko jika terkena sinar matahari ketimbang Polikarbonat,” ujarnya, Selasa (22/3/2022).
(Baca juga: Kisruh SBM, Hari Ini ITB Kumpulkan Seluruh Sivitas Akademika)
Dia mengatakan, karakteristik alamiah dari galon berbahan PET dan PC itu, kalau temperaturnya makin tinggi, monomernya juga akan lebih mudah larut atau terlepas. Dan jika melihat karakteristik ini, jelas galon PET yang memiliki Tg lebih rendah akan menjadi lebih rawan jika terkena sinar matahari dibanding galon PC.
“Karena para temperatur yang cuma 80 derajat Celcius, galon PET sudah rontok kekuatannya. Sedangkan galon PC baru suhu 150 derajat Celcius baru rontok,” ungkapnya.
Begitu juga jika terjadi benturan saat pendistribusiannya, menurutnya, galon PET tetap lebih berisiko dibanding galon PC.
Hal itu disebabkan galon PET lebih cepat rusak jika terjadi benturan, sedang galon PC lebih awet. “Galon PET lebih lemah dan lebih tidak kuat. Kalau terguncang PET lebih banyak monomernya yang terlepas,” tukasnya.
Sementara itu, Pakar Teknologi Pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Eko Hari Purnomo menegaskan bahwa plastik polikarbonat (PC) relatif tahan panas.