Hebat! Santri Ini Kuliah Doktoral di Jerman, Sekaligus Menjadi Ustadz

Tim Okezone, Jurnalis
Senin 15 November 2021 16:13 WIB
Anang Widhi, santri yang tengah menjalani riset doktoral di kampus di Jerman. (Foto: Dok Pribadi/DW)
Share :

JERMAN - Santri Muhammadiyah asal Indonesia di Jerman, Anang Widhi memiliki "makanan sehari-hari" meneliti data geospasial dan kartografi.

Dirinya ingin mendorong santri lain untuk menghadapi tantangan iklim dengan kemajuan teknologi.

Eksplorasi banjir pasang (rob) di Pantai Utara Jawa dan dampaknya pada lahan produksi garam tradisional, menjadi perhatian Anang Widhi Nirwansyah, yang tengah menjalani riset doktoral di Institut Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Alam, Universitas Köln, Jerman.

Sejak lama, ia tertarik pada pemanfaatan teknologi geospasial dan mengombinasikannya dengan informasi masyarakat untuk mengidentifikasi implikasi ekonomi pada lanskap tambak garam. Terlebih sejak dicanangkannya program swasembada garam pada tahun 2015 oleh pemerintah, penelitian mengenai garam menurutnya masih dirasa kurang.

Baca juga: Dosen-Dosen yang Raih Gelar Pahlawan Nasional, dari Bung Hatta hingga Pendiri HMI


Baca juga: 3 Kisah Bocah Jenius Melesat dengan Akselerasi, Usia 15 Tahun Sudah Mulai Kuliah

"Garam tidak hanya sekadar komoditas atau mineral, tapi garam juga punya sejarah panjang dalam kehidupan umat manusia. Di mana kota-kota besar di Eropa itu tumbuh berkembang akibat garam. Contohnya Liverpool di Inggris, ada Solnitsata di Bulgaria ataupun Salzburg di Austria. Kota-kota itu tumbuh dan berkembang menjadi kota yang sangat besar akibat masyarakat yang memproduksi garam," ungkap Widhi menjelaskan alasan garam menjadi isu penting dalam risetnya, seperti dikutip dari DW.

Widhi membandingkan dengan di Indonesia: "Di Indonesia, kita punya masalah berbeda. Ketika petani garam ini banyak bermunculan di wilayah pesisir, khususnya di pantai utara Jawa. Dalam hal ini, masalahnya adalah kualitas, lalu ada tata niaga dan juga permasalahan bencana."

Studi yang dilakukannya difokuskan pada fenomena banjir rob atau banjir pasang yang terjadi di wilayah utara Jawa, yang mengakibatkan petani garam mengalami kerugian. Ia mengembangkan metode untuk mengidentifikasi dampak banjir rob di berbagai jenis wilayah pertanian di garis pantai, di mana siklus pasang di Laut Jawa umumnya dipengaruhi oleh faktor lokal, dengan menggunakan model hidrodinamik.

"Model tersebut mensimulasikan aspek tipikal banjir rob di wilayah pesisir Cirebon, di mana gaya gravitasi bulan mendominasi sifat pasang surut selama periode produksi garam,"

Menurut Widhi, hasil rekonstruksi kejadian pada tahun 2016 dan 2018 juga selaras dengan catatan media lokal akan kejadian rob yang menimpa petani garam di sepanjang pantura, khususnya wilayah Cirebon.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya