Ketua Tim pusat riset TREC FTUI Dr. Ing. Eko Adhi Setiawan mengatakan untuk itu, Research Corporation University of Hawaii (RCUH) mengadakan Agreement for Services dengan Fakultas Teknik Universitas Indonesia, dimana TREC menyediakan tiga buah DCON.
Perjanjian ini bertujuan untuk mengembangkan penelitian kolaboratif antara HNEI dan TREC, menindaklanjuti penelitian yang saling menguntungkan, serta berbagi pengetahuan untuk mencapai state of the art pada penelitian jaringan listrik se arah ini secara internasional, demikian penegasan dari Principal Investigator HNEI dalam surat elektroniknya.
DCON yang dikembangkan sejak beberapa tahun terakhir oleh pusat riset TREC FTUI, saat ini mendapat dukungan dana dari pemerintah melalui program Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) hingga hilirisasi produk.
Alat ini pun telah diverifikasi oleh tim Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) pada level tujuh, yang berarti bahwa perangkat ini sudah melalui pengujian pada kondisi sebenarnya dan persiapan masuk ke tahap komersialisasi, ujar Eko yang juga menjabat sebagai Kaprodi Magister Teknik Sistem Energi FTUI.
Riset DCON selaras dengan agenda besar dunia, yaitu energy transition dimana penggunaan energi terbarukan akan semakin marak di tengah masyarakat yang mulai beralih dari energi listrik berbasis batubara.
Untuk itu FTUI terus mendorong penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan teknologi energi terbarukan untuk menuju Net Zero Emission di lingkungan fakultas teknik ujar, dekan FTUI tersebut.
Hal ini terbukti dengan pemasangan 101 kW di Gedung Integrated Creative Engineering Learning (I-CELL) dan 10 kilowatt pembangkit listrik panel surya bifacial terapung pertama di Indonesia dengan pihak industri, sejak awal tahun 2020. (din)
(Rani Hardjanti)