Tangkal Radikalisme & Terorisme, USU Teken MoU dengan BNPT

Wahyudi Aulia Siregar, Jurnalis
Selasa 15 Juni 2021 15:44 WIB
USU dan BNPT teken MoU guna menangkal radikalisme dan terorisme di lingkungan kampus (Foto : Istimewa)
Share :

MEDAN - Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Muryanto Amin, menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan PT Perkebunan Nusantara Holding terkait pencegahan paham radikalisme dan terorisme.

Penandatangan MoU diselenggarakan di Ballroom Hotel JW Marriot, Jalan Lingkar Mega Kuningan Jakarta, Selasa (15/6/2021).

Lewat penandatanganan itu nantinya, ketiga institusi tersebut akan melakukan tindak lanjut kerja sama dalam koridor MoU tersebut yang menjadi salah satu upaya mewujudkan link and match antara perguruan tinggi dengan dunia usaha, dalam hal ini PTPN dan juga BNPT.

Penandatanganan MoU juga sekaligus dirangkaikan dengan Seminar bertajuk 'Moderasi Beragama untuk Menangkal Terorisme dan Radikalisme' yang ditayangkan melalui aplikasi zoom. Seminar tersebut menghadirkan Rektor USU Dr Muryanto Amin, sebagai salah satu pembicara, di samping Kepala BNPT Periode 2026-2020 Komjen Pol Suhardi Allius dan Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT Mayjend TNI Hendri Paruhuman Lubis.

Dirut PTPN Mohammad Abdul Gani dalam sambutannya mengatakan bahwa penandatanganan MoU dan pelaksanaan seminar itu perlu dilakukan sebagai upaya untuk melakukan penguatan nilai-nilai ke-Indonesia-an dan keragaman yang sudah ada sejak masa lampau. “Toleransi dalam keberagaman ini sesungguhnya sudah diinisiasi dan dibangun sejak lama di masa lampau. Jadi kita berharap agar mengendurnya nilai-nilai tersebut di masa belakangan ini dapat kembali kita eratkan, sehingga tidak mudah terpapar oleh tindakan radikalisasi dan terorisme,” tegasnya.

Abdul Gani menegaskan bahwa penandatanganan MoU ini merupakan landasan kerja sama dalam bidang pendidikan dan latihan, penguatan karakter kebangsaan, maupun kerja sama membangun link and match antara perguruan tinggi dengan dunia usaha.

Pada kesempatan selanjutnya, Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Ammar, juga mengamini pendapat tersebut sembari mengingatkan kembali bahaya dari aksi radikalisme dan terorisme itu. Di mana jaringan teroris menyalahgunakan agama, merekrut orang-orang dan mempengaruhi mereka untuk melakukan aksi terror dan menciptakan ketakutan serta perpecahan.

“Kita harus waspada terhadap berbagai kegiatan radikalisme ini. Diharapkan seminar yang dilaksanakan pada hari ini dapat menjadi media yang mampu mencegah terjadinya radikalisasi agama, khususnya yang dilakukan secara massif melalui media sosial,” tandas Boy.

Baca Juga : Warga Suku Sougb Serahkan Bendera Bintang Kejora ke TNI

Lebih lanjut ia memaparkan, bahwa saat ini ada lebih dari 202 juta pengguna internet, di mana 180 juta di antaranya adalah para pengguna medsos aktif dan 30 persen dari jumlah tersebut merupakan kalangan milenial. Maka media sosial menjadi sangat rentan digunakan untuk kepentingan radikalisme dan besar sekali peluangnya dalam merekrut pengikut-pengikut baru

“Kita wajib mengantisipasi hal tersebut, terutama dimulai di lingkungan sekolah dan kampus. Mengingat aksi radikalisme dan terorisme ini menyasar kaum muda dan wanita sebagai pelaku. Militansi dua kelompok ini diakui sangat tangguh dalam melaksanakan aksi. Semua pihak harus waspada dan ikut berperan serta, termasuk kalangan kampus. Semuanya bisa menjadi objek maupun subjek dari aksi ini,” katanya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya