Penelitian sel punca pertama kali dilakukan pada 2008 oleh FKUI-RSCM. Penelitian melibatkkan 30 dokter subspesialistik dari berbagai keilmuan. Berbagai macam kasus penyakit diteliti dan sampai saat ini telah lebih dari 300 orang pasien dilakukan terapi sel punca. Biaya penelitian ini sendiri mencapai Rp36 miliar. Ke depannya penelitian sel punca akan dikembangkan untuk pengobatan pada berbagai penyakit yang tidak lagi merespon pengobatan konvensional (end stage).
Sel punca merupakan terobosan dan inovasi bagi Indonesia. Indonesia menjadi salah satu negara yang sudah melakukan pelayanan terapi sel punca bagi pasien umum di beberapa rumah sakit.
Sedangkan di sejumlah negara lainnya pelayanan sel punca masih berada di tahap riset dan belum secara resmi diberikan untuk pasien umum. Hal ini dinilai akan meningkatkan potensi adanya medical tourism, yang memungkinkan pelayanan terapi sel punca tidak hanya diberikan pada pasien dalam negeri, tetapi juga manca negara.
“Semoga dengan berkembangnya penelitian dan aplikasi sel punca di Indonesia, saya harap masyarakat Indonesia dapat segera menikmati manfaat sel punca. Sudah saatnya kita memberi keyakinan pada masyarakat bahwa Indonesia mampu memberikan perawatan sel punca seperti di luar negeri dengan kualitas yang sama dan harga yang bersaing,” jelas Menristek/Kepala BRIN, Bambang Permadi.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)