LONDON – Para miliarder kembali membuat kejutan dengan memberikan sumbangan besar untuk dunia pendidikan. Donasi tunggal terbesar untuk universitas Inggris diberikan ke Universitas Oxford untuk institut baru yang akan mempelajari etika inteligensi buatan.
Miliarder Amerika Serikat (AS) Stephen Schwarzman telah memberikan donasi sebesar 150 juta poundsterling untuk universitas itu.
”Ini investasi besar secara global di Inggris,” ungkap pernyataan pemerintah Inggris menyambut donasi besar tersebut dilansir BBC.
Baca Juga: MIT Jadi Kampus Terbaik Dunia, UGM dan ITB Naik Peringkat
Saat banyak universitas menghadapi ketidakpastian dalam pendanaan riset karena Brexit, sumbangan ini menjadi dukungan besar bagi Universitas Oxford.
Schwarzman merupakan chief executive officer (CEO) perusahaan ekuitas privat Blackstone dan salah satu miliarder AS yang terkenal. Sebelumnya, gaya hidup mewahnya memicu kritik, tapi barubaru ini dia juga menjadi salah satu pendonor besar untuk pendidikan. Schwarzman menjelaskan pada BBC bahwa dia memberikan uang untuk Oxford karena inteligensi buatan merupakan isu utama di abad ini.
”Saat ini sebagian besar pemerintah tidak bersiap menghadapi ini, dan itulah mengapa ini akan menjadi jenis teknologi yang berbeda,” ujar dia. ”Mereka akan tergantung pada universitas-universitas besar seperti Oxford dan lainnya di penjuru dunia yang khusus membantu mereka memikirkan ini,” kata dia.
Schwarzman menyatakan universitas-universitas perlu membantu membentuk kerangka kerja etis untuk perubahan yang terjadi sangat cepat.
Baca Juga: Miliarder Ini Lunasi Utang Biaya Pendidikan 396 Sarjana
Beberapa ekonom memperingatkan perkembangan kecerdasan buatan bisa memiliki dampak besar pada masyarakat, termasuk hilangnya lapangan kerja akibat otomatisasi atau kadang disebut revolusi industri keempat. Para akademisi juga mengangkat kekhawatiran tentang potensi kejahatan dalam perang siber dan menumbangkan demokrasi.
Donasi oleh Schwarzman pada Oxford itu setelah dia menyumbang USD350 juta pada Massachusetts Institute of Technology (MIT) untuk membangun pusat komputasi dan kecerdasan buatan. Studi etika kecerdasan buatan di Oxford akan menjadi pusat humaniora baru, membawa berbagai subjek dari bahasa hingga filosofi.
”Penting bagi orang untuk mengingat apa itu menjadi manusia. Mengapa kita di sini? Apa nilai-nilai Anda? Bagaimana teknologi berhubungan dan berinteraksi dengan itu,” ungkap dia. ”Kita harus membuat itu jadi positif dan produktif bagi masyarakat, serta teknologi tidak boleh dibiarkan untuk hanya melakukan apa yang diinginkannya karena itu bisa,” ujar dia.