Menurutnya, pemanfaatan big data, artificial intelligence, robotik, jika diintegrasikan dalam berbagai aspek kehidupan (pendidikan, kesehatan, transportasi, industri, keuangan, dsb) dapat mendukung layanan dan kenyamanan hidup manusia secara berkelanjutan.
"Termasuk di bidang kesehatan, Big data BPJS contohnya, ini kedepan apakah data-data kesehatan yang begitu banyak (big data) akan diolah untuk menentukan bagaimana menyiapkan riset di bidang farmasi, dokter mana yang harus diperbanyak, kebutuhan dokter spesialis, dan lain sebagainya," jelasnya.
Sementara itu, Rektor Untirta Sholeh Hidayat mengatakan pengusulan program studi kedokteran di Untirta sendiri telah melewati berbagai proses yang dimulai sejak 2015. Pelaksanaan pembelajaran akan diampu oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Pada tahun 2019 ini akan ada 50 orang mahasiswa kedokteran pertama yang akan masuk FK Untirta. 40 orang berasal dari kota dan kabupaten se-Banten dan 10 mahasiswa dari umum.
"Proses seleksi masuk akan dilaksanakan oleh FK UI sebagai pendamping," imbuh .