Ospek dan Berbagi Kebaikan ala NTU Singapura

Afriani Susanti , Jurnalis
Rabu 02 Desember 2015 13:16 WIB
Di NTU, para mahasiswa baru diberikan tugas untuk membuat orang bahagia. (Foto: IST)
Share :

JAKARTA - Masih ingat dengan peristiwa-peristiwa meninggalnya sejumlah mahasiswa akibat ospek yang mereka jalani? Tidak hanya di perguruan tinggi, kasus perploncoan saat masa perkenalan peserta didik baru juga kerap terulang di sekolah.

Ironis. Dengan berbagai alasan seperti kelelahan sampai megalami tindak kekerasan dari para senior, calon-calon pemimpin bangsa itu harus meregang nyawa di tempat mereka menuntut ilmu.

Meski sanksi telah diberikan, efek jera belum dirasakan para pelakunya. Hasilnya, hampir setiap tahun selalu ada korban berjatuhan akibat penyelenggaraan ospek yang lalai dari pengawasan. Sehingga membuat para senior merasa bebas untuk melakukan tindakan tidak terpuji.

Namun, beda negara berarti beda juga gaya penyelenggaraan ospek oleh institusi pendidikan mereka. Di Nanyang Techonology University (NTU), Singapura, misalnya, para senior memberikan tugas-tugas unik kepada para adik-adik mereka.

Bukan sebuah hukuman apalagi perilaku tidak terpuji, melainkan sebuah kegiatan bernama Kindness Campaign. Para senior memberikan mahasiswa baru tersebut tugas untuk bisa membuat orang-orang yang ditemuinya bahagia. Dalam satu hari, mereka harus membuat 30 orang yang ditemuinya merasa bahagia dan bersemangat dalam menjalani aktivitas mereka.

Selain itu, mereka juga ditugaskan untuk membersihkan sejumlah fasilitas umum, speerti statiun kereta, terminal bahkan toilet umum untuk bisa membantu para pekerja yang sudah lanjut usia. Tugas ini harus mereka jalankan selama sebulan dan dengan berkeliling Singapura.

Gambaran ospek manusiawi ini ramai dibicarakan di media sosial. Bahkan, pemilik akun Haryanto sampai menceritakan detil pengalamannya saat disapa para mahasiswa baru NTU dalam Kindness Campaign tersebut.

Bedanya generasi muda negara taat hukum sama generasi muda negara (yg katanya) taat beragama.
Tadi siang pas pake MRT, tiba2 gw diajak tos sama segerombolan anak NTU. Ternyata mereka lagi ospek sama seior2nya. Terus gw kepo nanya, "emang tugas kalian apa?"
"Kita dikasih tugas setiah Hari satu anak Harus bikin 30 orang lebih bahagia. Kidness campaign judulnya. Jadi kita bersih2 stasiun kereta, terminal sama toilet umum bantu2 pekerja yg uda Manula. Selama sebulan programnya. Kita keliling singapura.
Sekarang kita kasih hi-five ke setiap penumpang biar lebih semangat kerja dan beraktivitas" indikasinya simpel, bikin orang senyum.
Terus kenapa di negara gw sendiri yg katanya lebih beragama, ospek masih gebuk2an?

Tujuan kegiatan tersebut nampaknya begitu sederhana, yaitu membuat orang-orang yang mereka temui bahagia. Bila Singapura saja bisa menciptakan kegiatan ospek yang edukatif dan inspiratif, kenapa Indonesia tidak?  (afr)

(Rifa Nadia Nurfuadah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya