Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Ar Raniry, Dr. Syamsul Rijal menyebutkan, kerjasama pertukaran mahasiswa dilakukan pada jenjang sarjana, magister ataupun doktor. Mereka juga sepakat dalam pertukaran tenaga pengajar baik dari UIN Ar Raniry ke UnisZA maupun sebaliknya.
"Hal ini dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan antarbangsa, serta hal lain terkait dengan peningkatan mutu seperti penelitian, pengabdian dan penerbitan," ujar Syamsul.
Rektor UIN Ar Raniry, Prof. Farid Wajdi Ibrahim mengatakan, kampusnya terus meningkatkan hubungan silaturahim dengan perguruan tinggi luar negeri. Khusus dengan kampus di Malaysia, UIN Ar Raniry pun sudah memiliki beberapa bidang kerjasama.
"Hubungan Aceh dengan Malaysia telah lama terjalin lama. Sejak 1980, mahasiswa-mahasiswa dari Malaysia ikut belajar di kampus Ar Raniry," tutur Farid.
Tahun ini UIN Ar Raniry menerima mahasiswa dari Malaysia lewat dua jalur, yaitu jalur transfer dan jalur tes. Jalur transfer memudahkan mahasiswa negeri jiran melanjutkan kuliah di UIN Ar Raniry, sedangkan jalur tes adalah mengharuskan calon mahasiswa mengikuti ujian masuk. Ujian sendiri dilaksanakan di Malaysia dan diikuti oleh 16 sekolah menengah yang ada di negara itu.
Sementara itu, Rektor UnisZA Prof Datuk Yahya bin Ibrahim, berharap program-program kerjasama pendidikan antarkedua institusi dapat berjalan baik sehingga hasil yang dicapai juga maksimal. Dia menyebut, saat ini UnisZA memiliki 10 fakultas dengan total 9.000 mahasiswa di berbagai program studi. Hampir semua Fakultas di sana, kata Yahya, telah memiliki program pascasarjana dan doktoral.
"Kami berharap dengan penandatanganan nasakah kerjasama ini, UIN dan UnisZA dapat menghasilkan program-program pendidikan yang mengedepankan kualitas,” katanya.
(Rifa Nadia Nurfuadah)