Proses penyelenggaraan BBM antara lain mewajibkan para peserta untuk tinggal bersama para maestro di padepokan, rumah, atau workshop, selama kurang lebih tiga minggu. Format ini memberi kesempatan pendalaman praktik seni secara langsung dan pengalaman hidup bersama maestro sesuai disiplin seni masing-masing.
Program BBM tahun ini diikuti oleh 60 seniman muda berusia 18–25 tahun, yang terpilih dari 573 pendaftar dari 189 perguruan tinggi di 31 provinsi.
Para peserta menjalani residensi mulai 20 Juli hingga 18 Agustus 2025 di enam bidang seni yang dibimbing langsung oleh maestro Indonesia, yaitu sastra bersama Gus TF Sakai (Padang Panjang), pedalangan bersama Ki Purbo Asmoro (Solo), seni teater bersama Iman Soleh (Bandung), seni tari bersama Didik Nini Thowok (Yogyakarta), seni musik keroncong bersama Sundari Soekotjo (Jakarta), dan seni lukis bersama Nasirun (Yogyakarta).
BBM merupakan program prioritas untuk menjembatani ekosistem kebudayaan dan pendidikan inklusif di Indonesia.
Proses penyelenggaraan BBM tidak terbatas pada pewarisan pengetahuan dan keterampilan maestro kepada peserta. Program ini juga diarahkan pada upaya pengembangan praktik artistik peserta.