Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Regulasi Emosi: Kemampuan Penting untuk Menjaga Kesehatan Mental Anak Muda

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , Jurnalis-Jum'at, 24 Januari 2025 |22:06 WIB
Regulasi Emosi: Kemampuan Penting untuk Menjaga Kesehatan Mental Anak Muda
Anak Muda Hadapi Tantangan Emosional (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Di era modern ini, anak muda menghadapi berbagai tantangan emosional yang semakin kompleks. Media sosial, misalnya, sering menjadi sumber tekanan karena tuntutan untuk selalu terlihat sempurna. 

Belum lagi beban akademik atau pekerjaan yang kian meningkat, serta dinamika hubungan interpersonal yang kadang penuh drama. Semua ini bisa memengaruhi keseimbangan emosi dan, jika tidak dikelola dengan baik, dapat berdampak buruk pada kesehatan mental, misalnya mengalami gejala depresi.

Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) di tahun 2023 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, anak muda Indonesia berusia 15 – 24 tahun memiliki kecenderungan paling tinggi untuk mengalami depresi.  

Gejala-gejala depresi meliputi antara lain kesedihan yang berlarut-larut, yang akhirnya menurunkan kualitas tidur, memunculkan rasa lelah dan tertekan yang berkepanjangan, dan sulit untuk memfokuskan pikiran saat belajar atau bekerja.  

Gejala-gejala seperti ini memang sangat mungkin dialami anak muda bila mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mengatasi emosi negatif yang muncul. Sebagai seorang peneliti psikologi, riset-riset yang saya lakukan menunjukkan bahwa masih banyak anak muda yang belum tahu bagaimana cara mengelola atau meregulasi emosi.
 
Apa Itu Regulasi Emosi?

Regulasi emosi adalah kemampuan untuk mengenali dan mengelola emosi yang kita rasakan agar tidak menguasai tindakan kita. Dengan kemampuan ini, kita tetap bisa mengekspresikan pikiran dan perasaan kita secara bijak.  Kita juga tidak harus menyembunyikan amarah atau rasa sedih yang dirasakan.  Regulasi emosi justru bisa membantu kita sehat mental karena kita akan bisa mengekspresikan emosi kita.  
Kemampuan ini juga menghindarkan kita dari perilaku impulsif saat mengalami emosi negatif seperti marah, sedih, dan kecewa.  Perilaku yang impulsif biasanya malah akan membawa masalah baru yang tidak diinginkan, karena didorong oleh emosi semata.  Regulasi emosi yang baik membantu kita untuk berpikir dulu sebelum bertindak dalam situasi yang memicu emosi.  

Misalnya, ketika seseorang menerima komentar negatif di media sosial, regulasi emosi membantu mereka untuk tidak langsung membalas dengan amarah, tetapi mengambil waktu untuk menenangkan diri, menemukan perspektif yang berbeda, dan merespons secara bijak. 

 

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement