Menurut Al-Ghoul, prinsip kerja alat menguapkan air dan mengembunkannya kembali. Alat ini juga dilengkapi karbon aktif yang disambungkan ke saluran air, yang mampu menyaring kotoran, kalsium, garam, dan kontaminan lainnya.
Air yang dihasilkan dari alat penyuling tenaga surya ini melewati dua tahap filtrasi dan pencegahan sebelum disimpan di dalam tangki berukuran 250 cm yang dilengkapi pelampung, yang secara otomatis akan menghentikan operasi penyulingan ketika tangki penuh.
Al-Ghoul menegaskan bahwa, setelah melalui proses ini, alat tersebut menghasilkan air minum yang 100% bersih. Dia juga menekankan keunggulan alat ini dalam hal portabilitas dan kemudahan pemakaian, karena komponen-komponennya mudah didapat dari bahan daur ulang. Perangkat ini dapat dipasang di berbagai lokasi seperti tempat penampungan, sekolah, dan atap, serta dapat selimut hingga area seluas 7 hingga 20 meter, sesuai kebutuhan dan ruang yang tersedia.
(Foto : Dok Palestine News Network)
Al-Ghoul mendesak dukungan dari organisasi terkait dan aktivis kesejahteraan masyarakat untuk menyebarkan proyeknya di seluruh Jalur Gaza. Dia juga menyoroti bahwa krisis air saat ini sangat dibutuhkan warga dan pengungsi, terutama karena rusaknya stasiun pemurnian air akibat diserang Israel. Stasiun yang masih beroperasi pun terbatas kapasitasnya. Biaya pengelolaan yang tinggi serta kendala transportasi, memperparah kesulitan akses bagi masyarakat di daerah terpencil.
(Rani Hardjanti)