Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Memulai Kembali Hubungan dan Siap PDKT dengan Teori Penetrasi Sosial

Opini , Jurnalis-Rabu, 02 Oktober 2024 |16:15 WIB
Memulai Kembali Hubungan dan Siap PDKT dengan Teori Penetrasi Sosial
Hubungan PDKT (Foto: Freepik)
A
A
A

Memulai Kembali Hubungan dan Siap PDKT dengan Teori Penetrasi Sosial

"TERKADANG saat kita berbagi tawa dan cerita sederhana, aku merasa ada sesuatu yang lebih dari sekadar pertemanan di antara kita. Mungkin ini saat yang tepat untuk mengenal satu sama lain lebih dalam."

Pendekatan memberi kesempatan untuk saling mengenal dan membangun kepercayaan, yang merupakan fondasi penting dalam hubungan. Proses ini memungkinkan kita untuk memahami karakter dan nilai-nilai pasangan, sehingga bisa menentukan kesesuaian dalam jangka panjang.

Dengan berkomunikasi secara terbuka, kita dapat mengurangi risiko kesalahpahaman dan meningkatkan kejelasan dalam interaksi. PDKT juga memberi ruang untuk menciptakan kenangan indah bersama, yang dapat memperkuat ikatan emosional.

Ini adalah waktu yang baik untuk mendiskusikan harapan dan impian masing-masing, sehingga kedua pihak bisa melihat arah yang sama. Melalui PDKT, ketertarikan romantis dapat berkembang secara alami, membuat hubungan terasa lebih tulus dan menyenangkan.

Oleh karena itu agar romantisasi dapat terjadi, diperlukan pendekatan yang romantis dengan menggunakan Social Penetration Theory. Social Penetration Theory, yang dikembangkan oleh Irwin Altman dan Dalmas Taylor, menjelaskan bagaimana hubungan interpersonal berkembang dari permukaan ke kedalaman melalui proses pengungkapan diri.

Fenomena utama dari teori ini dapat dilihat dalam beberapa aspek:

* Lapisan Pengungkapan: Dalam tahap awal hubungan, orang cenderung berbagi informasi yang lebih dangkal, seperti fakta-fakta umum (hobi, pekerjaan). Seiring waktu, pengungkapan ini menjadi lebih dalam dan pribadi, mencakup pikiran, perasaan, dan nilai-nilai inti.

* Intimasi Bertahap: Seiring berkembangnya hubungan, individu mulai saling mempercayai dan merasa lebih nyaman untuk berbagi informasi pribadi. Ini dapat dilihat dalam hubungan teman dekat atau pasangan romantis yang berbagi pengalaman hidup yang mendalam.

* Risiko dan Kepercayaan: Proses pengungkapan diri melibatkan risiko; semakin dalam seseorang membuka diri, semakin besar kemungkinan mereka rentan terhadap penilaian atau pengkhianatan. Kepercayaan menjadi faktor kunci dalam memutuskan seberapa dalam seseorang ingin membuka diri.

* Kedalaman dan Lebar: Teori ini menggambarkan dua dimensi pengungkapan: kedalaman (seberapa pribadi informasi yang dibagikan) dan lebar (jumlah topik yang dibahas). Hubungan yang sehat biasanya memiliki kedalaman dan lebar yang seimbang.

* Pergeseran dalam Dinamika Hubungan: Ketika individu terus menerus saling berbagi informasi, hubungan bisa beralih dari hubungan permukaan menjadi lebih intim, atau sebaliknya, jika salah satu pihak merasa tidak nyaman dan menarik diri.

Berikut adalah beberapa contoh fenomena dalam hubungan romantis yang menggambarkan Social Penetration Theory:

1. Tahap Awal Kencan: Di awal hubungan, pasangan mungkin berbagi informasi dasar seperti hobi, pekerjaan, atau film favorit. Misalnya, saat kencan pertama, mereka mungkin membahas kegiatan yang mereka nikmati tanpa terlalu mendalami aspek pribadi.

2. Pengungkapan Pribadi: Seiring berjalannya waktu, pasangan mulai berbagi cerita lebih pribadi, seperti pengalaman masa lalu, keluarga, atau pandangan hidup. Misalnya, satu pasangan mungkin mulai menceritakan kenangan masa kecil yang membentuk kepribadiannya.

3. Momen Kepercayaan: Ketika salah satu pasangan mengalami masa sulit, seperti kehilangan pekerjaan atau masalah keluarga, mereka mungkin membuka diri dan berbagi perasaan terdalam mereka. Ini bisa menjadi momen kunci dalam membangun kepercayaan dan kedekatan.

4. Pentingnya Rasa Aman: Ketika kedua pasangan merasa aman dan nyaman satu sama lain, mereka dapat saling berbagi harapan, ketakutan, dan impian. Misalnya, mereka bisa mendiskusikan tujuan jangka panjang, seperti pernikahan dan anak-anak.

5. Menghadapi Konflik: Ketika konflik muncul, cara pasangan mengungkapkan perasaan mereka bisa menunjukkan kedalaman hubungan. Pasangan yang mampu berbagi perasaan dan pendapat secara terbuka cenderung memiliki hubungan yang lebih kuat dibandingkan pasangan yang menghindari diskusi.

6. Perubahan Dinamika: Jika salah satu pasangan merasa tidak nyaman dengan pengungkapan yang semakin dalam, mereka mungkin mulai menarik diri. Misalnya, jika satu pasangan mulai merasa cemas dengan tingkat kedalaman yang dicapai, mereka mungkin mengalihkan topik atau menutup diri, yang dapat memicu ketegangan dalam hubungan.

Contoh-contoh ini menunjukkan bagaimana hubungan romantis berkembang dan bagaimana pengungkapan diri memainkan peran penting dalam membangun kedekatan dan kepercayaan antara pasangan. Intinya, pendekatan memerlukan kesabaran dan proses yang terstruktur. Pentingnya rasa nyaman dan kepercayaan akan membentuk sebuah hubungan yang berkualitas. Jadi, sudah siap menaklukkan si doi?

Penulis :

Praditya Fadhlurahman Rafi

Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Komunikasi

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPN VJ)

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement