Reza, yang lahir di Bogor pada 5 Maret 1987, memiliki latar belakang pendidikan yang cukup unik. Meskipun tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, ia berhasil menjadi dosen di Universitas Indonesia untuk mata kuliah Teknik Olah Vokal dan Akting. Pendidikan terakhirnya adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jakarta, namun hal ini tidak menghalanginya untuk menjadi salah satu aktor terkemuka di Indonesia.
Dalam orasinya, Reza mengekspresikan kekecewaannya terhadap kondisi demokrasi di Indonesia. "Saya hadir hari ini sebagai rakyat biasa bersama teman-teman dan mewakili suara orang-orang yang gelisah melihat demokrasi kita seperti ini. Negara ini bukan negara milik keluarga tertentu," katanya.
Pernyataan ini menunjukkan betapa mendalamnya kepeduliannya terhadap isu-isu sosial dan politik yang terjadi di tanah air.
Reza juga mengingatkan para demonstran untuk menjaga ketertiban dan keamanan selama aksi berlangsung. Ia menegaskan bahwa kehadirannya dalam demonstrasi ini adalah bentuk tanggung jawab sosial, yang merupakan bagian dari perjalanan kariernya sebagai seniman yang selalu berusaha menyampaikan kritik sosial melalui seni.
Dengan latar belakang pendidikan yang tidak konvensional, Reza Rahadian membuktikan bahwa sukses dalam dunia seni tidak selalu ditentukan oleh gelar akademik. Ia menjadi contoh nyata bahwa komitmen terhadap nilai-nilai sosial dan keberanian untuk bersuara dapat menginspirasi banyak orang, terutama generasi muda di Indonesia.
(Taufik Fajar)