Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

UI Angkat Ritual Adat Tanah Sumba ke Sastra Digital

Ghanny Rachmansyah S , Jurnalis-Minggu, 18 Agustus 2024 |13:38 WIB
UI Angkat Ritual Adat Tanah Sumba ke Sastra Digital
Kampus UI Angkat Ritual Adat (Foto: Okezone)
A
A
A

Melalui digitalisasi kebudayaan Sumba Barat, diharapkan dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan memastikan warisan budaya ini tidak hilang termakan zaman. Kisah yang akan diangkat adalah Lingu Lango, yakni legenda seorang wanita bangsawan dari Lamboya, yang dikenal karena keberanian dan kecerdasannya dalam melawan 36 perampok yang mengancam kampungnya.

Kisah Lingu Lango akan dikembangkan menjadi komik dwi bahasa, sehingga bisa lebih mudah untuk dinikmati dan dipahami terutama bagi generasi muda.

Diah Kartini mengatakan bahwa kisah Lingu Lango dapat membawa pesan isu kesetaraan gender mengenai ketangguhan perempuan dalam menghadapi budaya patriarki. Tujuan pengmas tersebut adalah membantu mengangkat legenda tanah Sumba agar lebih dikenal luas, sekaligus sebagai upaya melestarikan adat istiadat lokal.

Pada kesempatan kunjungan itu, mereka berkesempatan berdialog dengan warga setempat dan Rato mengenai asal usul Kampung Kadoku (Legenda Lende Watu). Kadoku merupakan salah satu kampung adat yang belum teraliri listrik dan masih mempertahankan ritual-ritual adat. Rumah-rumah di kampung ini (dikenal dengan nama Uma Menara) yang berjumlah 20 terbuat dari bambu dan papan kayu.

Dialog antara tim pengmas UI dan warga lokal berlangsung hangat. Menurut masyarakat setempat, asalusul Kampung Kadoku dan tokoh Ubu Uang bermula dari kisah raja sakti penguasa petir yang membebaskan Kampung Kadoku dari jajahan Nippon (Jepang) di tanah Sumba, menggunakan serudukan para kerbau yang tanduknya diikat dengan alan-alang.

Kisah kampung Kadoku serta ritual-ritual adatnya akan dibuatkan narasi melalui sastra digital dalam bentuk komik Legenda Lende Watu dan Ubu Uang oleh tim pengmas UI dari FIB tersebut.

Selain berdialog, tim itu berkesempatan untuk melihat secara langsung patung Ubu Uang, namun sayangnya tidak dapat didokumentasikan karena kepercayaan adat masyarakat di lokasi tersebut dan pamali (pantang) yang diyakini oleh warga.

Konon, menurut warga Kampung Kadoku, terdapat bulan pamali yang ditetapkan di November, di mana banyak ketentuan dan larangan yang harus dipatuhi agar tidak terjadi kesialan. Tim Pengmas FIB UI juga akan bekerja sama dengan Rumah Seni Wanno sebagai program kerja sama lanjutan dengan Dinas Pariwisata Sumba Barat untuk membuat Festival Budaya Sumba bertajuk, “Legenda, Sastra, dan Revitalisasi.”

Festival ini akan mengadakan pameran kain tenun, pagelaran budaya Sumba, dan pameran kampung adat Sumba dalam bentuk digital. Dr. Suma Riella Rusdiarti, S.S., M.Hum, salah satu anggota pengabdi, berkomentar bahwa festival ini adalah langkah nyata untuk memberdayakan masyarakat Sumba Barat, meningkatkan kualitas produk lokal, dan memperkenalkan kekayaan budaya Sumba ke kancah internasional.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement