JAKARTA - Sleep call menjadi salah satu tren baru di kalangan orang dewasa dan remaja ketika menjalin hubungan spesial jarak jauh dengan seseorang.
Istilah sleep call menggambarkan kegiatan panggilan video atau panggilan suara dengan smartphone yang dilakukan oleh dua orang yang berbeda tempat, sesaat menjelang, dan/atau bahkan hingga keduanya tertidur.
Terlepas dari manfaatnya untuk mengeratkan hubungan dan menimbulkan efek tenang sehingga mungkin membuat tertidur, bila dijadikan kebiasaan Sleep Call dapat memberikan efek negatif yang merugikan khususnya terhadap tidur.
“Efek yang paling tampak jelas adalah bahaya paparan cahaya dari layar smartphone. Paparan cahaya Ultra Violet dari gawai tidak bisa dihindari karena biasanya pelaku Sleep Call akan meletakkan gawai di sekitar area kepala dan mata," kata Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan UI Hening Pujasari dalam keterangannya, Jakarta, Senin (22/7/2024).
Hening yang juga peneliti dan pemerhati masalah tidur ini menjelaskan, paparan sinar UV-nya dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang menimbulkan rasa kantuk. Selain itu, karena Sleep Call dilakukan di jam tidur, suara atau bunyi yang masuk melalui telepon dengan mudah bisa mendistraksi tidur.
"Padahal, untuk mendapatkan benefit dari tidur atau tidur yang memulihkan (restoratif), selain durasi dan kedalaman, kita perlu tidur yang utuh tidak terputus-putus," katanya saat memberikan edukasi kepada siswa SMP dan SMK di Kampung Ilmu, Tegal Waru, Purwakarta.
Kebiasaan tidak sehat lain yang banyak dilakukan remaja adalah main gawai hingga larut malam. Antara lain karena keasyikan main games, menonton drama online, atau scrolling media sosial.
“Untuk mendapatkan tidur yang memulihkan, 1-2 jam sebelum tidur perlu sudah berhenti main gawai. Jadi, jika akan tidur pukul 22.00 dianjurkan maksimal pukul 21.00 sudah tidak memakai gawai, jika bisa 2 jam sebelumnya, akan manfaat lebih baik lagi," lanjut Hening.
Edukasi kesehatan tentang tidur merupakan bagian dari kegiatan Pengabdian Masyarakat Departemen Dasar Keperawatan dan Keperawatan Dasar Fakultas Ilmu Keperawatan, yang bersama Fakultas Kedokteran menjadi kolaborator Fakultas Kedokteran Gigi UI, Rabu 17 Juni 2024 di Purwakarta.
Selain edukasi kesehatan tentang tidur, Tim dari FIK UI juga melakukan edukasi kesehatan secara umum antara lain tentang Prilaku Hidup Bersih dan Sehat, kebersihan dan kesehatan kulit, Hipertensi, Diabetes Melitus, Osteoatritis, dan Osteoporosis. Tidak hanya itu, masyarakt juga diajak untuk latihan Senam Kaki Diabetes dan dilakukan Pemeriksaan kesehatan bebas biaya. Masyarakat yang hadir terdiri dari semua kelompok dari mulai anak usia Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Kejuruan, dewasa, ibu, dan lansia.
Tim pengabdi lainnya terdiri dari Tuti Afriani, Dewi Gayatri, Tuti Nuraini, Shanti Farida Rachmi, La Ode Abd Rahman, Rona Cahyantari Merduaty dan Andi Amalia Wildani serta 5 mahasiswa program sarjana FIK UI (Astadewi Hanasta Ganendra, Syifa Annisa, Muhammad Shidqii, Frevicilla Yovindria Simanjuntak, Dwy Sepriyanto, dan Risya Fitri Salsabila).
Kegiatan ini terselenggara sebagai hasil kolaborasi 3 fakultas kesehatan di UI, dengan dukungan dana fakultas dan Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI, dan dukungan kerja sama mitra Kampung Ilmu, sekolah, serta pemerintah daerah setempat.
(Dani Jumadil Akhir)