JAKARTA - Adu latar belakang pendidikan Hartono Bersaudara, konglomerat terkaya di Indonesia yang punya klub sepak bola. Apalagi, mereka juga memiliki beberapa bisnis yang sukses
Adapun Hartono Bersaudara yakni Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono. Keduanya pernah menempati peringkat pertama orang terkaya di Indonesia versi Forbes 2022.
Forbes mencatat, total kekayaan Hartono bersaudara mencapai USD47,7 miliar atau sekitar Rp 744,12 triliun per Desember 2022. Untuk itu beberapa penasaran mengenai pendidikannya.
Berikut adu latar belakang pendidikan Hartono Bersaudara konglomerat terkaya di Indonesia yang punya klub sepak bola:
1. Robert Budi Hartono
Pria kelahiran Jawa Tengah, 28 April 1940 ini merupakan anak dari pendiri perusahaan rokok Djarum, yaitu Oei Wie Gwan yang meninggal pada 1963. Robert alias Oei Hwi Tjiong memiliki latar pendidikan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro. Adapun, dia memiliki tiga orang putra dari pernikahannya dengan Widowati Hartono.
Bisnis Djarum dimulai dari Oei Wie Gwan yang membeli sebuah usaha kecil di bidang gramofon cengkeh yang hampir gulung tikar bernama NV Murup. Pada 1951, perusahaan berubah nama menjadi Djarum dan sukses di pasaran.
Setelah lebih dari 10 tahun berjalan, terjadi kebakaran yang hampir memusnahkan perusahaan pada tahun 1963, Djarum kembali bangkit dan memodernisasi peralatan mereka di pabrik.
Pada 1972, Djarum mulai mengekspor produknya ke luar negeri. Tiga tahun kemudian Djarum Filter, merek rokok pertama yang diproduksi di Indonesia diperkenalkan. Setelahnya ada merek Djarum Super yang diperkenalkan pada tahun 1981.
2. Michael Bambang Hartono
Bambang Hartono berhasil lulus dari pendidikan SMA pada 1960. Dia poun mengikut saran sang ayah untuk berkuliah selain di Universitas Diponegoro (Undip). Akhirnya, ia kuliah menempuh jurusan Ekonomi.
Bambang Hartono sukses memenangkan medali perunggu di cabang olahraga bridge di Asian Games 2018. Tak ada yang menyangka Michael akan berprestasi di gelaran olahraga se-Asia ini. Ia mengaku bonus yang didapatkan dari Asian Games akan “dikembalikan” untuk dimanfaatkan sebagai modal pengembangan olahraga banting kartu itu.
(Rina Anggraeni)